Minggu, 03 Januari 2016

SISTEM EKSKRESI



SISTEM EKSKRESI
BAB I
PENDAHULUAN

A.  Latar Belakang
Tubuh melakukan begitu banyak proses metabolisme  seperti pencernaan, respirasi dan sebagainya. Proses-proses seperti itu pada akhirnya akan menghasilkan limbah yang tidak dikeluarkan jika tidak dikeluarkan akan menyebabkan penyakit. Limbah yang dihasilkan beraneka ragam bentuknya, mulai dari gas, cair, sampai padat.Untuk itu, kita memerlukan organ pengeluaran yang berbeda-beda pula. Proses pembebasan sisa-sisa metabolisme dari tubuh disebut ekskresi. Kelebihan air, garam-garam dan material-material organik (termasuk sisa-sisa metabolisme) diekskresikan keluar tetapi substan yang esensial untuk fungsi-fungsi tubuh disimpan. Material-material yang dikeluarkan ini biasanya terdapat dalam bentuk terlarut dan ekskresinya melalui suatu proses filterisasi selektif. Manusia dan hewan memiliki sistem ekskresi yang berbeda. Adapun yang melatar belakangi penulisan makalah ini adalah mengetahui kerja sistem ekskresi pada berbagai mahkluk hidup.

B.  Tujuan Permasalahan Makalah
Tujuan dari penyusunan makalah ini adalah untuk mengidentifikasi tentang sistem ekskresi pada manusia dan hewan.

C.  Rumusan Masalah
1.    Apa saja organ ekskresi manusia yang dapat mengekskresikan sisa metabolisme ?
2.    Apa saja fungsi organ-organ ekskresi pada manusi ?
3.    Apa saja kelainan sistem eksresi pada manusia ?
4.    Apa saja organ tubuh hewan yang dapat mengekskresikan sisa metabolisme ?
5.    Bagaimana mekanisme sistem eksresi pada hewan ?
1
D.  Text Box: 2Manfaat
1.    Dapat mengetahui organ ekskresi manusia yang dapat mengekskresikan sisa metabolisme.
2.    Dapat memahami mekanisme sistem Eksresi pada manusia.
3.    Dapat mengetahui kelainan sistem eksresi pada manusia.
4.    Dapat mengetahui organ tubuh hewan yang dapat mengekskresikan sisa metabolisme.
5.    Dapat memahami mekanisme sistem eksresi pada hewan.






















BAB II
PEMBAHASAN

A.  Pengertian Sistem Eksresi
Eksresi adalah pengeluaran zat sisa metabolisme yang tidak dipakai lagi oleh sel darah, dikeluarkan bersama urine, keringat dan pernafasan. Zat hasil metabolisme yang tidak diperlukan oleh tubuh akan dikeluarkan melalui alat ekskresi. Alat ekskresi yang dimiliki oleh mahluk hidup berbeda-beda.Semakin tinggi tingkatan mahluk hidup maka semakin kompleks alat ekskresinya. Beberapa istilah yang erat kaitannya dengan ekskresi  yaitu defekasi yang merupakan proses pengeluaran sisa pencernaan makanan yang disebut feses. Zat yang dikeluarkan belum pernah mengalami metabolisme di dalam jaringan. Zat yang dikeluarkan meliputi zat yang tidak diserap usus sel epitel, usus yang rusak dan mikroba usus. Selain defekasi ada juga eliminasi yang merupakan  proses pengeluaran zat dari rongga tubuh, baik dari rongga yang kecil (saluran air mata) maupun dari rongga yang besar (usus).

B.  Sistem Eksresi Pada Manusia
Pada Tubuh manusia mempunyai beberapa sistem eksresi diantaranya ginjal, paru-paru, hati, dan kulit.
a.        Ginjal
Alat tubuh yang mempunyai fungsi spesifik untukeksresi sisa metabolisme yang mengandung nitrogen.
1.)       Struktur Ginjal Manusia
Ginjal atau ren berbentuk seperti biji buah kacang merah (kara/ercis).Ginjal terletak dikanan dan kiri tulang pinggang yaitu didalam rongga perut pada dinding tubuh dorsal.Ginjal berjumlah dua buah and berwarna merah keunguan.Ginjal sebelah kiri terletak agak lebih tinggi daripada ginjal sbelah kanan.Lapisan ginjal bagian luar disebut kulit ginjal atau korteks, sedangkan lapisan dalam disebut sumsum ginjal atau medula.
3
Text Box: 4Lapisan paling dalam berupa rongga ginjal yang disebut pelvis renalis.Satuan struktural dan fungsional ginjal yang terkecil disebut nefron. Tiap nefron terdiri atas badan malpighi yang terusun dari kapsul Bowman. Tubulus-tubulus pengumpul dan lengkung Henle yang terdapat bagian medula.Pada sebuah ginjal manusia terdapat kurang lebih 1 juta nefron.
Kapsul Bowman berdinding rangkap dengan glomerulus didalam cekungan kapsulnya.Glomerulus merupakan untaian pembuluh kapiler darah yang dindingnya bertaut menjadi satu dengan dinding kapsul Bowman sehingga zat-zat yang terlarut dalam darah merembes ke dalam ruang kapsul Bowman yang berdinding rangkap.Pembuluh darah arteri yang bercabang-cabang menjadi sejumlah arteriola yang disebut arteriola aferen.Arteriola aferen bercabang-cabang menjadi kapiler glomerulus.Kapiler glomerulus bersatu kembali menjadi arteriola aferen dan membelit mengelilingi tubulus proksimal, lengkung henle, dan tubulus distal dari suatu nefron.Kapiler glomerulus kemudian bermuara ke dalam venula, serta bergabung menjadi vena renalis menuju vena kava inferior.
Lengkung henle adalah bagian saluran ginjal (tubulus) yang melengkung pada daerah medua dan berhubungan dengan tubulus prosimal maupun tubulus distal di daerah korteks.Bagian lengkung henle ada dua, yaitu lengkung Henle asendens (menanjak) dan lengkung Henle desendens (menurun). Pada orang dewasa, panjang seluruh tubuh ±7,5-15 km.
Ginjal dilindungi oleh lemak. Ginjal memiliki arteri renal (arteri ginjal) yang menyuplai darah.Tiap renal memiliki jaringan pembuluh (kapiler) di bagian korteks.Sebagai akibatnya, korteks tampak lebih gelap daripada medula.Ginjal juga mengendalikan potensi air pada darah yang melewatinya. Substansi yang menyebabkan ketidakseimbangan potensi air pada darah akan dipisahkan dari darah dan diekskresikan dalam bentuk urin. Misalnya, sisa nitrogen hasil pemecahan asam amino dan asam nukleat.




2.)      Text Box: 5Proses Pembentukan Urine
Ada beberapa proses pada pembentukan urine yaitu :
a.)    Filtrasi (penyaringan)
Filtrasi terjadi di kapsul Bowman dan glomerulus.Dinding terluar kapsul Bowman tersusun dari satu lapis sel epitelium pipih.Antara dinding luar dan dalam terdapat ruang kapsul yang berhubungan dengan lumen tubulus kontortus proksimal.Dinding dalam kapsul Bowman tersusun dari sel-sel khusus yang disebut podosit.
Proses filtrasinya adalah ketika darah masuk ke glomerulus, tekanan darah menjadi tinggi sehingga mendorong air dan komponen-komponen yang tidak dapat larut melewati pori-pori endotelium kapiler, glomerulus, kemudian menuju membran dasar, dan melewati lempeng filtrasi, lalu masuk ke dalam ruang kapsil Bowman.
Hasil filtrasi dari glomerulus dan kapsul Bowman disebut filtrat glomerulus atau urin primer. Komposisi urin primer dapat dilihat pada tabel berikut:
Molekul
Kadar per gram
Air
900
Protein
0
Glukosa
1
Asam amino
0,5
Urea
0,3
Ion anorganik
7,2

b.)    Reabsorpsi (Penyerapan kembali)
Reabsorpsi terjadi di tubulus kontortus proksimal, lengkung Henle, dan sebagian tubulus kontortus distal.Reabsorpsi dilakukan oleh sel-sel epitelium di seluruh tubulus ginjal.Banyaknya zat di reabsorpsi tergantung kebutuhan tubuh saat itu. Zat-zat yang diabsorpsi antara lain adalah air, glukosa, asam amino, ion-ion Na+, K+, Ca2+, Cl-, HC)3-, HBO42- dan sebagian urea.
Text Box: 6Reabsporsi terjadi secara transpor aktif dan pasif.Glukosa dan asam amino diabsorpsi secara transpor aktif di tubulus proksimal.Reabsorpsi Na+, HCO3-, dan H2O terjadi ditubulus kontortus distal.
Tahapan terjadinya reabsorpsi adalah sebagai berikut: urin primer, masuk dari glomerulus ke tubulus kontortus proksimal. Urin primer ini bersifat hipotonis dibanding dengan plasma darah.Kemudian terjadi reabsorpsi air dan ion Cl­- secara pasif.Bersamaan dengan itu, filtrat menuju lengkung henle.Filtrat ini telah berkurang volumenya dan bersifat isotonis dibandingkan cairan pada jaringan sekitar tubulus kontortus proksimal.Pada lengkung Henle terjadi sekresi aktif ion Cl- ke jaringan di sekitarnya.Reabsorpsi dilanjutkan ditubulus kontortus distal.Pada tubulus ini terjadi reabsorpsi ion Na+ dan air dibawah kontrol ADH (hormon antidiuretik).Disamping reabsorpsi tubulus ini juga terjadi seksresi H+, NH4+, urea, kreatinin, dan obat-obatan yang ada pada urin.
c.)     Augmentasi
Urine sekunder dari tubulus kontortus distal akan turun menuju tubulus pengumpul. Pada tubulus pengumpul ini masih terjadi penyerapan ion Na+, Cl- dan urea sehingga terbentuklah urin sesungguhnya.Dari tubulus pengumpul, urin dibawa ke pelvis realis.Dari pelvis renalis mengalir melalui ureter menuju vesika urinaria (kantong kemih) yang merupakan tempat penyimpanan sementara urine.
b.   Paru-Paru
Paru-paru manusia berjumlah dua atau sepasang.pada dasarnya fungsi utama paru-paru adalah sebagai alat pernafasan, namun peranan tersebut juga erat kaitannya dengan system ekskresi. Hal ini dikarenakan CO2 dan air yang merupakan hasil proses metabolisme di jaringan yang diangkut melalui darah akhirnya akan dibawa ke paru-paru untuk dibuang dengan cara difusi di alveolus.
c.    Hati
Hati merupakan kelenjar terbesar di dalam tubuh, terletak didalam rongga perut sebelah kanan, tepatnya di bawah diafragma. Berdasarkan fungsinya, hati juga termasuk alat ekskresi. Hal ini dikarenakan hati mambantu fungsi ginjal dengan cara memecah beberapa senyawa yang bersifat racun dan menghasilkan ammonia, urea, dan asam urat.Sebagai kelenjar,hati menghasilkan empedi yang mencapai ½ liter setiap hari. Empedu yang disekresikan berfungsi untuk mencerna lemak, mengaktifkan lipase, membantu daya absorpsi lemak di usus, dan mengubah zat yang tidak larut dalam air menjadi zat yang larut dalam air.
Text Box: 7Hati juga menghasilkan enzim arginase yang dapat mengubah arginin menjadi ornitin dan urea. Ornitin yang terbentuk dapat mengikat NH3 dan CO2 yang bersifat racun. Fungsi lain dari hati adalah mengubah zat buangan dan bahan racun untuk dikeluarkan ke dalam empedu dan urin, mengubah glukosa menjadi glikogen.
·          Fungsi hati bagi tubuh sebagai berikut:
1.    Sebagai tempat untuk menyimpan gula dalam bentuk glikogen.
2.    Menetralkan racun yang masuk ke dalam tubuh dan membunuh bibit penyakit mengatur kadar gula dalam darah.
3.    Sebagai tempat pengubahan provitamin A menjadi vitamin A.
4.    Menghasilkan empedu yang berguna untuk menggemulaikan lemak.
5.    Menguraikan molekul hemoglobin tua.
6.    Menyingkirkan hormon-hormon berlebihan.
7.    Membentuk protein tertentu dan merombaknya.

d.        Kulit
Kulit berfungsi sebagai alat ekskresi berkat adanya kelenjar keringat yang terletak di lapisan dermis. Kulit manusia terdiri atas:
1.)    Epidermis
Epidermis tersusun atas lapisan tanduk (stratum korneum) dan lapisan Malpighi. Stratum korneum merupakan lapisan kulit mati, yang dapat mengelupas digantikan sel-sel yang baru. lapisan Malpighi terdiri atas lapisan spinosum dan germinativum. Lapisan spinosum berfungsi menahan gesekan dari luar. Lapisan germinativum mengandung sel-sel yang aktif membelah diri, menggantikan lapisan sel-sel pada stratum korneum. Lapisan Malpighi mengandung pigmen melanin yang member warna pada kulit
2.)    Text Box: 8Dermis
Lapisan ini mengandung pembuluh darah, akar rambut, ujung saraf, kelenjar keringat, dan kelenjar minyak. Kelenjar keringat menghasilkan keringat. Keringat mengandung air,garam, dan urea. Fungsi lain kulit selain sebagai alat ekskresi adalah sebagai organ penerima rangsang, pelindung terhadap kerusakan fisik, penyinaran, bibit penyakit, dan pengaturan suhu tubuh. Keluarnya keringat dikontrol oleh hipotalamus.

·          Fungsi kulit antara lain:
a.    Mengeluarkan keringat.
b.    Sebagai pelindung tubuh.
c.    Menyimpan kelebihan lemak.
d.   Mengatur suhu tubuh.
e.    Tempat pembuatan vitamin D dari provitamin D dengan bantuan sinar matahari yang mengandung ultraviolet.

1.    Gangguan pada Sistem Ekskresi
a.       Gangguan tubuh karena kelainan ginjal
Kelainan pada ginjal dapat mengakibatkan terganggunya proses dan sistem ekskresi. Gangguan tubuh tersebut antara lain sebagai berikut:
1.)      Nefritis
 Nefritis terjadi akibat infeksi kuman misalnya bakteri streptococcus pada nefron (glomerulus). Kuman ini masuk melalui saluran pernafasan kemudian dibawa oleh darah ke ginjal. Ciri-ciri penyakit ini adalah kaki penderita membengkak.
2.)      Diabetes mellitus                        
Diabetes mellitus merupakan suatu penyakit kronik yang kompleks yang melibatkan kelainan metabolisme karbohidrat, protein dan serta karena berkembangnya komplikasi makrovaskuler dan neurologis. Diabetes mellitus (kencing manis) disebabkan karena kadar hormone insulin di dalam tubuh sangat rendah. Akibatnya proses perombakan glukosa menjadi glikogen terganggu, sehingga glukosa dalam darah meningkat.
3.)      Text Box: 9Diabetes insipidus
Seseorang dapat terserang penyakit diabetes insipidus apabila di dalam tubuhnya kekurangan hormone antidiuretik (ADH). Karena kekurangan hormone ADH, volume urin yang dihasilkan jauh melebihi normal, bahakan dapat mencapai 30 kali dari volume urin normal.sehingga penderita sering buang air kecil.
4.)      Albuminuria
Penyakit albuminuria terjadi karena kegagalan proses penyaringan, khususnya dalam menyaring protein. Akibatnya protein (albumin) lolos dalam penyaringan, sehingga ditemukan dalam urin.
5.)      Batu ginjal
Penyakit batu ginjal terjadi karena adanya endapan di dalam pelvis ginjal. Endapan terbentuk dari senyawa kalsium dan penumpukan asam urat. Kurang minum atau sering menahan kencing kemungkinan besar dapat mengakibatkan terbentuknya batu ginjal. Batu ginjal yang masih kecil dapat dihancurkan dengan obat-obatan atau sinar laser. Serpihannya dikeluarkan bersama urin. Batu ginjal yang besar dikeluarkan melalui operasi.
6.)      Anuria
Anuria merupakan kegagalan ginjal sehingga tidak dapat membuat urin. Keadaan ini disebabakan adanya kerusakan di glomerulus. Proses filtrasi tidak dapat dilakukan sehingga tidak ada urin yang dihasilkan.

       b. Kelainan-kelainan pada paru-paru
1.)  Asma atau sesak nafas
kelainan yang disebabkan oleh penyumbatan saluran pernafasan yang disebabkan oleh alergi terhadap rambut, bulu, debu atau tekanan psikologis.
2.)   Kanker paru-paru
     gangguan paru-paru yang disebabkan oleh kebiasaan merokok.



Text Box: 10       c.  Penyakit virus pada hati
1.)   Hepatitis virus tipe A
     Hepatitis virus tipe A disebut juga hepatitis infeksiosa atau hepatitis epidemik adalah hepatitis viral yang akut, merupakan penyakit menular yang paling penting di negara-negara sedang berkembang. Virus hepatitis tipe A (HAV) yang mirip vicorna virus merupakan virus RNA yang tidak berselubung, mempunyai partikel ikosahedral dengan garis tengah 27 nm. virus akan menjadi tidak aktif oleh formalin, glutaraldehid aktif, dan larutan hipoklorit.

2.)   Hepatitis virus tipe B
Masa inkubasi yang panjang, dengan gejala-gejala yang timbul perlahan-lahan serta keluhan yang ringan menyulitkan mengenai infeksi hepatitis virus B secara dini. Sekitar 30% penderita hepatitis B tidak menunjukan gejala atau keluhan yang nyata. Hepatits B juga disebut hepatitis serum. Penyebab hepatitis B adalah hepatitis B virus (HBV) yaitu hepadnavirus yang termasuk virus DNA.

3.)       Hepatitis virus tipe C
Hepaitits C virus (HCV) merupakan penyebab utama hepatitis kronik pascatransfusi, yang mula-mula dikenal sebagai hepatitis non-A non-B. sekitar 75% penderita hepatitis C akan berkembanmg menjadi hepatitis kronik. Hepatitis virus C (HCV) adalah flavirus, suatu virus RNA yang morfologinya mirip vicorna virus, dengan virion yak berselubung, mempunyai ukuran garis tengah 27 nm. secara antigenic virus hepatitis tipe C berbeda dari virus hepatitis tipe A maupun tipe B.

4.)      Hepatitis virus tipe D
Hepatitis delta virus (HDV) hanya dapat menimbulkan infeksi bila terdapat bersama-sama hepatitis B virus (HBV) , yaitu dalam bentuk koinfeksi ( HDV dan HBV bersama-sama menginfeksi eorang penderita pada saat yang sama) atau dalam bentuk superinfeksi, yaitu bila seseorang sedang menderita HBV kronis, kemudian terinfeksi dengan HDV.



5.)      Text Box: 11Hepatitis virus tipe E
Hepatitis E virus (HEV) merupakan hepatitis yang dapat sembuh dengan sendirinya, tidak berkembang menjadi kronis dan viremia yang terjadi kemudian akan hilang. HEV merupakn virus RNA mirip calcivirus, berserat tunggal. HEV endemic di beberapa daerah di dunia dan epidemi dilaporkan telah terjadi di India, Burma, Afghanistan, Algeria, dan Meksiko. Penularan terjadi melalui air minum yang tercemar tinja penderita.

6.)       Yellow fever (demam kuning)
Yellow fever disebut juga black vomit adalah penyakit viral yang akut, timbul secara mendadak dengan gejala demam tinggi , tubuh sangat lemah dan pada penyakit yang berat dapat terjadi muntah berdarah, albuminuri, jaundis yang dapat diikuti dengan kematian penderita akibat terjadinya emboli. Yellow fever disebabkan oleh flavirus, virus RNA yang termasuk dalam grup B arbovirus dari family togaviridae.

       d. Penyakit virus pada kulit
1.)   Measles (Rubeola)
Measles adalah penyakit virus akut yang sangat menular, menimbulkan demam tinggi disertai gambaran khas pada kulit berupa ruam makulopapula, gejala-gejala pada mata, dan radang kataral saluran pernafasan. Penyebab rubeola adalah measles virus, yang secara antigenic berbeda dari rubella virus,penyebab penyakit rubella.
2.)      Rubella
Penyakit yang disebut jtga sebagai campak Jerman ini sebenarnya termasuk penyakit eksantematus jinak pada anak-anak dan orang dewasa muda. Akan tetapi ternyata bahwa infeksi rubella yang menyerang ibu hamil pada trimester pertama dapat menimbulkan infeksi terhadap janin yang dikandungnya dan menimbulkan kelainan congenital pada organ-organ janin. Penyebab rubella adalah rubella virus, yang termasuk family togaviridae.


3.)      Text Box: 12Herpes simplex
Herpes simplex primer sebenarnya merupakan penyakit local yang tidak selalu menunjukan gejala dan keluhan nyata, namun dapat berkembang menjadi penyakit sistematik yang berbahaya dan bahkan fatal.penyebab herpes simplex adalah herves simplex virus yang terdiri dari 2 tipe, yaitu herves simplex virus tipe 1 (HSV-1) dan herves simplex virus tipe 2 (HSV-2).
4.)      Variola
Cacar ( variola major, smallpox) adalah penykit demam yang sangat menular , yang mempunyai cirri khas berupa lesi-lesi vesikula dan pustula. Sedangkan alastrim (variola minor) adalah bentuk cacar yang secara klinis gejalanya lebih ringan daripada cacar dengan angka kematian yang selalu rendah. Cacar disebabkan oleh variola virus yang sangat menular dan dapat menimbulkan angka kematian yang tinggi.
5.)    Molluscum contagioscum
Molluscum contagioscum adalah penyakit infeksi kulit jinak yang menunjukan gambaran khas adanya nodul-nodul kecil seperti mutiara pada kulit penderita. Penyakit ini ditimbulkan oleh molluscum contagiosum virus yang termasuk dalam kelompok poxvirus dari family poxviridae.
6.)   Verrucae (warts)
Verrucae (warts) adalah tumor kulit yang juga menimbulkan kelainan pada membrane mukosa yang berdekatan dengan kulit yang sakit. Pada manusia warts disebabkan oleh human papillomavirus yang dapat menimbulkan berbagai jenis kelainan yang bentuknya sesuai denga tempat infeksi dan reaksi yang ditimbulkan oleh hospes.

C.   Sistem Ekskresi Pada Hewan
a.      Vertebrata
1.    Sistem Ekskresi Pada Ikan
Alat ekskresi pada ikan berupa sepasang ginjal yang memanjang (opistonefros) dan berwarna kemerah-merahan. Pada beberapa jenis ikan, seperti ikan mas saluran ginjal (kemih) menyatu dengan saluran kelenjar kelamin yang disebut Text Box: 13saluran urogenital. Saluran urogenital terletak dibelakang anus, sedangkan pada beberapa jenis ikan yang lain memiliki kloaka. Karena ikan hidup di air, ikan harus selalu menjaga keseimbangan tekanan osmotiknya.
Pada ikan yang bernafas dengan insang, urin dikeluarkan melalui kloaka atau porus urogenitalis, dan karbon dioksida dikeluarkan melalui insang. Pada ikan yang bernafas dengan paru-paru, karbon dioksida dikeluarkan melalui paru-paru dan urin dikeluarkan melalui kloaka. Mekanisme ekskresi pada ikan yang hidup di air tawar dan air laut berbeda. Ikan yang hidup di air tawar mengekskresikan ammonia dan aktif menyerap oksigen melalui insang, serta mengeluarkan urin dalam jumlah yang besar. Sebaliknya, ikan yang hidup dilaut akan mengekskresikan ammonia melalui urin yang jumlahnya sedikit.
2.      Sistem Ekskresi pada Amfibi
     Alat ekskresi utama pada katak adalah sepasang ginjal (opistonefros) yang terletak dikanan dan kiri tulang belakang. Warnanya merah kecoklatan, bentuknya memanjang dari depan ke belakang. Zat sisa yang diambil oleh ginjal akan disalurkan melalui ureter menuju ke kantong kemih yang berupa kantong berdinding tipis yang terbentuk dari tonjolan dinding kloaka. Fungsinya untuk menyimpan urine sementara. Pada katak jantan, saluran ginjal dan saluran kelaminnya menyatu, sedangkan pada katak betina tidak.
3.      Sistem  Ekskresi  pada  Reptil
     Sistem ekskresi pada reptil berupa ginjal, paru-paru, kulit dan kloaka. Kloaka merupakan satu-satunya lubang untuk mengeluarkan zat-zat hasil metabolisme. Reptil yang hidup di darat sisa hasil metabolismenya berupa asam urat yang dikeluarkan dalam bentuk bahan setengah padat berwarna putih. 
b.      Invertebrata
     Sistem ekskresi invertebrata berbeda dengan sistem ekskresi pada vertebrata. Invertebrata belum memiliki ginjal yang berstruktur sempurna seperti pada vertebrata. Pada umumnya, invertebrata memiliki sistem ekskresi yang sangat sederhana, dan sistem ini berbeda antara invertebrata satu dengan invertebrata lainnya. Alat ekskresinya ada yang berupa saluran Malphigi, nefridium, dan sel Text Box: 14api. Nefridium adalah tipe yang umum dari struktur ekskresi khusus pada invertebrata.
1.      Sistem Ekskresi pada Hewan Sel Satu
     Protozoa tidak memiliki organ pengeluaran khusus sehingga zat sisa metabolismenya dikeluarkan melalui rongga berdenyut (vakuola kontraktil) atau melalui kulit secara difusi melalui dinding sel dan osmosis contohnya pada amuba dan Paramaecium. Sistem ekskresi Protozoa, misalnya pada Paramecium, dilakukan oleh vakuola kontraktil. Vakuola ini biasa ditemukan pada Protozoa yang hidup di air tawar. Disebut vakuola kontraktil karena vakuola ini bisa membesar dan mengecil. Selain untuk ekskresi, vakuola kontraktil juga berfungsi sebagai pengatur tekanan osmosis. Itu sebabnya sering disebut sebagai osmoregulator yaitu untuk mengatur kadar air dalam sel.
2.      Sistem Ekskresi Pada Serangga
     Alat eksresi berupa pembuluh malphigi, melekat pada ujung anterior usus belakang. Zat sisa metabolisme diserap dari cairan jaringan oleh pembuluh malipghi bagian ujung distal. Dari bagin ini cairan masuk ke bagian proximal pembuluh malpighi membentuk kristal dan asam urat kemudian masuk ke usus belakang dan keluar bersama feses.
3.      Sistem Ekskresi Pada Cacing Pipih dan Cacing Pita
     Dilakukan dengan selonosit/protonefridium/sel api, sel api menyerap sisa metabolisme dari sel dan sekitarnya, lalu mengalirkan sisa metabolisme dengan gerakan silia ke ductus ekskretorius.
4.      Sistem Ekskresi Pada Anelida (Cacing Tanah)
     Alat ekskresi sepasang Metanefridium (Nefrosotom dan Nefridiofor), berbentuk tabung yang terdapat disetiap segmen tubuhnya. Nefrosotom, berbentuk corong dan bersilia Nefridiofor, saluran yang bermuara ke luar tubuh /lubang pengeluaran.

BAB III
PENUTUP
KESIMPULAN

1.      Sistem ekresi adalah sistem pengeluaran zat – zat sisa metabolisme dari dalam tubuh dengan bantuan organ- organ manusia terdiri dari paru-paru, hati, kulit dan ginjal.
2.      Ginjal menghasilkan urin, paru – paru menghasilkan karbondioksida uap air, kulit menghasilakn keringat, hati menghasilkan empedu.
3.      Kelainan – kelainan pada sistem ekskresi manusia antara lain pada ginjal gagal ginjal, diabetes melitus, diabetes insipidus, albuminuria, batu ginjal, dan anuria. Pada paru-paru yaitu, asma dan kanker paru-paru. Pada hati yaitu, Hepatitis virus tipe A, B, C, D, E dan yellow fever. Pada kulit yaitu, measles (Rubeola), rubella, Herpes simplex, variolla, Molluscum contagioscum dan verrucae.
4.      Sistem ekskresi pada hewan vetebrata, yaitu pada ikan, amfibi dan reptil. Invetebrata, yaitu pada hewan sel satu, serangga, dan anelida.













15
DAFTAR PUSTAKA

Campbell, A Neil. 2004. BIOLOGI. Jakarta: Erlangga
Kimball, Jhon W. 2006. BIOLOGI. Jakarta: Erlangga
Aditia,Larinsang.2014.[http://lasinrangaditia.blogspot.com/2014/02/makalah-         sistem-ekskresi.html]. BIOLOGI SAINS ( BIOLOGY IS MY LIFE).11          Oktober  2014
Miskiyah,Zakiyyatul.2014.[ http://zakiyyatulipa3.blogspot.com].Sistem Ekresi      pada Manusia.11 Oktober 2014




















16

Tidak ada komentar:

Posting Komentar