Minggu, 03 Januari 2016

GURINDAM



GURINDAM
Pembahasan

·       Pengertian Gurindam

Gurindam adalah salah satu jenis puisi lama selain pantun. Gurindam ini berasal dari negara India. Kata gurindam berasal dari bahasa Tamil (India) ‘kurindam’. Gurindam umumnya digunakan sebagai pemberian nasihat atau sejenis kata-kata mutiaraTidak seperti pantun satu bait gurindam hanya terdiri dari 2 larik. kedua larik ini saling berkaitan satu sama lain. Jadi jika larik pertama adalah sebab maka larik kedua adalah akibat, jika larik pertama adalah pertanyaan maka larik kedua adalah jawaban.

·       Ciri-ciri Gurindam
1.      Satu bait dalam gurindam terdapat dua larik atau baris.
2.      Jumlah suku kata dalam setiap lariknya tidak ditentukan, namun pada umumnya terdapat 10-14 suku kata.
3.      Adanya hubungan sebab akibat.
4.      Sajak A-A.
  1. Berisikan nasehat dan kata-kata mutiara.

·       Nilai-nilai yang terkandung dalam Gurindam

1.      Nilai religius : yang bersifat mutlak dan bersumber pada keyakinan manusia.
2.      Nilai moral : berkaitan dengan tingkah laku/perilaku manusia (human) tentang hal baik dan buruk.
3.      Nilai sosial : hal-hal  yang  berkenaan dengan masyarakat/ kepentingan umum. Nilai sosial merupakan hikmah yang dapat diambil dari perilaku sosial dan tata cara hidup sosial.
4.      Nilai budaya : merupakan sesuatu yang dianggap baik dan berharga oleh suatu kelompok masyarakat atau suku bangsa yang belum tentu dipandang baik pula oleh kelompok masyarakat atau suku bangsa lain sebab nilai budaya membatasi dan memberikan karakteristik pada suatu masyarakat dan kebudayaannya.


·      Pengarang gurindam yang terkenal adalah Raja Ali Haji, saudara sepupu Raja Ali yang menjadi raja muda di Riau (1844-1857). Gurindam 12 pasal karya Raja Ali Haji yang terkenal berjudul “Gurindam Dua Belas”.

Gurindam Dua Belas

GURINDAM 1
Barang siapa tiada memegang agama,
sekali-kali tiada boleh dibilangkan nama.
Barang siapa mengenal yang empat,
maka ia itulah orang ma'rifat
Barang siapa mengenal Allah,
suruh dan tegahnya tiada ia menyalah.
Barang siapa mengenal diri,
maka telah mengenal akan Tuhan yang bahari.
Barang siapa mengenal dunia,
tahulah ia barang yang terpedaya.
Barang siapa mengenal akhirat,
tahulah ia dunia mudarat.
GURINDAM 2
Barang siapa mengenal yang tersebut,
tahulah ia makna takut.
Barang siapa meninggalkan sembahyang,
seperti rumah tiada bertiang.
Barang siapa meninggalkan puasa,
tidaklah mendapat dua temasya.
Barang siapa meninggalkan zakat,
tiadalah hartanya beroleh berkat.
Barang siapa meninggalkan haji,
tiadalah ia menyempurnakan janji.
GURINDAM 3
Apabila terpelihara mata,
sedikitlah cita-cita.
Apabila terpelihara kuping,
khabar yang jahat tiadalah damping.
Apabila terpelihara lidah,
nescaya dapat daripadanya faedah.
Bersungguh-sungguh engkau memeliharakan tangan,
daripada segala berat dan ringan.
Apabila perut terlalu penuh,
keluarlah fi'il yang tiada senonoh.
Anggota tengah hendaklah ingat,
di situlah banyak orang yang hilang semangat
Hendaklah peliharakan kaki,
daripada berjalan yang membawa rugi.
GURINDAM 4
Hati kerajaan di dalam tubuh,
jikalau zalim segala anggota pun roboh.
Apabila dengki sudah bertanah,
datanglah daripadanya beberapa anak panah.
Mengumpat dan memuji hendaklah pikir,
di situlah banyak orang yang tergelincir.
Pekerjaan marah jangan dibela,
nanti hilang akal di kepala.
Jika sedikitpun berbuat bohong,
boleh diumpamakan mulutnya itu pekong.
Tanda orang yang amat celaka,
aib dirinya tiada ia sangka.
Bakhil jangan diberi singgah,
itupun perampok yang amat gagah.
Barang siapa yang sudah besar,
janganlah kelakuannya membuat kasar.
Barang siapa perkataan kotor,
mulutnya itu umpama ketur.
Di mana tahu salah diri,
jika tidak orang lain yang berperi.
GURINDAM 5
Jika hendak mengenal orang berbangsa,
lihat kepada budi dan bahasa,
Jika hendak mengenal orang yang berbahagia,
sangat memeliharakan yang sia-sia.
Jika hendak mengenal orang mulia,
lihatlah kepada kelakuan dia.
Jika hendak mengenal orang yang berilmu,
bertanya dan belajar tiadalah jemu.
Jika hendak mengenal orang yang berakal,
di dalam dunia mengambil bekal.
Jika hendak mengenal orang yang baik perangai,
lihat pada ketika bercampur dengan orang ramai.
GURINDAM 6
Cahari olehmu akan sahabat,
yang boleh dijadikan obat.
Cahari olehmu akan guru,
yang boleh tahukan tiap seteru.
Cahari olehmu akan isteri,
yang boleh menyerahkan diri.
Cahari olehmu akan kawan,
pilih segala orang yang setiawan.
Cahari olehmu akan abdi,
yang ada baik sedikit budi,
GURINDAM 7
Apabila banyak berkata-kata,
di situlah jalan masuk dusta.
Apabila banyak berlebih-lebihan suka,
itulah tanda hampir duka.
Apabila kita kurang siasat,
itulah tanda pekerjaan hendak sesat.
Apabila anak tidak dilatih,
jika besar bapanya letih.
Apabila banyak mencela orang,
itulah tanda dirinya kurang.
Apabila orang yang banyak tidur,
sia-sia sahajalah umur.
Apabila mendengar akan khabar,
menerimanya itu hendaklah sabar.
Apabila menengar akan aduan,
membicarakannya itu hendaklah cemburuan.
Apabila perkataan yang lemah-lembut,
lekaslah segala orang mengikut.
Apabila perkataan yang amat kasar,
lekaslah orang sekalian gusar.
Apabila pekerjaan yang amat benar,
tidak boleh orang berbuat onar.

GURINDAM 8
Barang siapa khianat akan dirinya,
apalagi kepada lainnya.
Kepada dirinya ia aniaya,
orang itu jangan engkau percaya.
Lidah yang suka membenarkan dirinya,
daripada yang lain dapat kesalahannya.
Daripada memuji diri hendaklah sabar,
biar pada orang datangnya khabar.
Orang yang suka menampakkan jasa,
setengah daripada syirik mengaku kuasa.
Kejahatan diri sembunyikan,
kebaikan diri diamkan.
Keaiban orang jangan dibuka,
keaiban diri hendaklah sangka.
GURINDAM 9
Tahu pekerjaan tak baik,
tetapi dikerjakan,
bukannya manusia yaituiah syaitan.
Kejahatan seorang perempuan tua,
itulah iblis punya penggawa.
Kepada segaia hamba-hamba raja,
di situlah syaitan tempatnya manja.
Kebanyakan orang yang muda-muda,
di situlah syaitan tempat berkuda.
Perkumpulan laki-laki dengan perempuan,
di situlah syaitan punya jamuan.
Adapun orang tua yang hemat,
syaitan tak suka membuat sahabat
Jika orang muda kuat berguru,
dengan syaitan jadi berseteru.
GURINDAM 10
Hendaklah berjasa,
kepada yang sebangsa.
Hendaklah jadi kepala,
buang perangai yang cela.
Hendaklah memegang amanat,
buanglah khianat.
Hendak marah,
dahulukan hujjah.
Hendak dimalui,
jangan memalui.
Hendak ramai,
murahkan perangai.
GURINDAM 11
Hendaklah berjasa,
kepada yang sebangsa.
Hendaklah jadi kepala,
buang perangai yang cela.
Hendaklah memegang amanat,
buanglah khianat.
Hendak marah,
dahulukan hujjah.
Hendak dimalui,
jangan memalui.

Hendak ramai,
murahkan perangai.
GURINDAM 12
Raja mufakat dengan menteri,
seperti kebun berpagarkan duri.
Betul hati kepada raja,
tanda jadi sebarang kerja.
Hukum adil atas rakyat,
tanda raja beroleh inayat.
Kasihkan orang yang berilmu,
tanda rahmat atas dirimu.
Hormat akan orang yang pandai,
tanda mengenal kasa dan cindai.
Ingatkan dirinya mati,
itulah asal berbuat bakti.
Akhirat itu terlalu nyata,
kepada hati yang tidak buta.

·     Makna dari Gurindam Dua Belas

Pasal I dan II memberi nasihat tentang agama (religius). 
Pasal III tentang budi pekerti, yaitu menahan kata-kata yang tidak perlu dan makan seperlunya.
Pasal IV tentang tabiat yang mulia, yang muncul dari hati (nurani) dan akal pikiran (budi). 
Pasal V tentang pentingnya pendidikan dan memperluas pergaulan dengan kaum terpelajar. 
Pasal VI tentang pergaulan, yang menyarankan untuk mencari sahabat yang baik, demikian pula guru sejati yang dapat mengajarkan mana yang baik dan buruk. 
Pasal VII berisi nasihat agar orang tua membangun akhlak dan budi pekerti anak-anaknya sejak kecil dengan sebaik mungkin. Jika tidak, kelak orang tua yang akan repot sendiri. 
Pasal VIII berisi nasihat agar orang tidak percaya pada orang yang culas dan tidak berprasangka buruk terhadap seseorang. 
Pasal IX berisi nasihat tentang moral pergaulan pria wanita dan tentang pendidikan. Hendaknya dalam pergaulan antara pria wanita ada pengendalian diri dan setiap orang selalu rajin beribadah agar kuat imannya. 
Pasal X berisi nasihat keagamaan dan budi pekerti, yaitu kewajiban anak untuk menghormati orang tuanya. 
Pasal XI berisi nasihat kepada para pemimpin agar menghindari tindakan yang tercela, berusaha melaksanakan amanat anak buah dalam tugasnya, serta tidak berkhianat. 
Pasal XII (terakhir) berisi nasihat keagamaan, agar manusia selalu ingat hari kematian dan kehidupan di akhirat.

·     Nilai-nilai yang terkandung dalam Gurindam Dua Belas
Pasal 4
Hati itu kerajaan dalam tubuh
Jikalau zalim segala anggota pun roboh

Nilai keberagamaan: akhlak; hubungan dengan Tuhan, kepatuhan, baik-ikhlas, pembalasan
Nilai kemandirian: harga diri, disiplin, tanggung jawab, pengendalian diri, kepribadian mantap, terbuka, potensi diri
Nilai kesusilaan: cinta kasih, sopan santun, rasa malu, hormat-menghormati, kejujuran

Apabila dengki sudah bertanah
Datanglah daripadanya beberapa anak panah

Nilai keberagamaan: akhlak; hubungan dengan Tuhan, kepatuhan, baik-ikhlas, pembalasan, syukur,
Nilai kemandirian: harga diri, disiplin, tanggung jawab, pengendalian diri, kepribadian mantap, terbuka, potensi diri, berpikir positif
Nilai kesusilaan: cinta kasih, sopan santun, rasa malu, hormat-menghormati, kejujuran, kebersamaan, kesetiakawanan

Mengumpat dan memuji hendaklah pikir
Di situlah banyak orang tergelincir

Nilai keberagamaan: akhlak; hubungan dengan Tuhan, kepatuhan, baik-ikhlas, pembalasan, syukur,
Nilai kemandirian: harga diri, disiplin, tanggung jawab, pengendalian diri, kepribadian mantap, terbuka, potensi diri, berpikir positif
Nilai kesusilaan: cinta kasih, sopan santun, rasa malu, hormat-menghormati, kejujuran, kebersamaan, kesetiakawanan

Pekerjaan marah jangan dibela
Nanti hilang akal di kepala

Nilai keberagamaan: akhlak; hubungan dengan Tuhan, kepatuhan, baik-ikhlas, pembalasan, syukur,
Nilai kemandirian: harga diri, disiplin, tanggung jawab, pengendalian diri, kepribadian mantap, terbuka, potensi diri, berpikir positif
Nilai kesusilaan: cinta kasih, sopan santun, rasa malu, hormat-menghormati, kejujuran, kebersamaan, kesetiakawanan

Jika sedikit pun berbuat bohong
Boleh diumpamakan mulutnya pekong

Nilai keberagamaan: akhlak; hubungan dengan Tuhan, kepatuhan, baik-ikhlas, pembalasan, syukur,
Nilai kemandirian: harga diri, disiplin, tanggung jawab, pengendalian diri, kepribadian mantap, terbuka, potensi diri, berpikir positif
Nilai kesusilaan: cinta kasih, sopan santun, rasa malu, hormat-menghormati, kejujuran, kebersamaan, kesetiakawanan

Tanda orang amat celaka
Aib dirinya tiada ia sangka

Nilai keberagamaan: akhlak; hubungan dengan Tuhan, kepatuhan, baik-ikhlas, pembalasan, syukur,
Nilai kemandirian: harga diri, disiplin, tanggung jawab, pengendalian diri, kepribadian mantap, terbuka, potensi diri, berpikir positif
Nilai kesusilaan: cinta kasih, sopan santun, rasa malu, hormat-menghormati, kejujuran, kebersamaan, kesetiakawanan

Bakhil jangan diberi singgah
Itulah perompak yang amat gagah

Nilai keberagamaan: akhlak; hubungan dengan Tuhan, kepatuhan, baik-ikhlas, pembalasan, syukur
Nilai kemandirian: harga diri, disiplin, tanggung jawab, pengendalian diri, kepribadian mantap, terbuka, potensi diri, berpikir positif
Nilai kesusilaan: cinta kasih, sopan santun, rasa malu, hormat-menghormati, kejujuran, kebersamaan, kesetiakawanan, tolong-menolong
Barang siapa yang sudah besar
Janganlah kelakuannya membuat kasar

Nilai keberagamaan: akhlak; hubungan dengan Tuhan, kepatuhan, baik-ikhlas, pembalasan, syukur
Nilai kemandirian: harga diri, disiplin, tanggung jawab, pengendalian diri, kepribadian mantap, terbuka, potensi diri, berpikir positif
Nilai kesusilaan: cinta kasih, sopan santun, rasa malu, hormat-menghormati, kejujuran, kebersamaan, kesetiakawanan

Barang siapa perkataannya kotor
Mulutnya itu umpama ketur

Nilai keberagamaan: akhlak; hubungan dengan Tuhan, kepatuhan, baik-ikhlas, pembalasan, syukur
Nilai kemandirian: harga diri, disiplin, tanggung jawab, pengendalian diri, kepribadian mantap, terbuka, potensi diri, berpikir positif
Nilai kesusilaan: cinta kasih, sopan santun, rasa malu, hormat-menghormati, kejujuran, kebersamaan, kesetiakawanan

Di manakah salah diri
Jika tidak orang lain berperi

Nilai keberagamaan: akhlak; hubungan dengan Tuhan, kepatuhan, baik-ikhlas, pembalasan, syukur
Nilai kemandirian: harga diri, disiplin, tanggung jawab, pengendalian diri, kepribadian mantap, terbuka, potensi diri, berpikir positif
Nilai kesusilaan: cinta kasih, sopan santun, rasa malu, hormat-menghormati, kejujuran, kebersamaan, kesetiakawanan, tolong-menolong




Kesimpulan

Gurindam adalah salah satu jenis puisi lama selain pantun. Gurindam umumnya digunakan sebagai pemberian nasihat atau sejenis kata-kata mutiaraTidak seperti pantun satu bait gurindam hanya terdiri dari 2 larik.
Pembacaan gurindam biasanya dilakukan seperti pembacaan puisi lama pada umumnya

Pembacaan gurindam biasanya dilakukan seperti pembacaan puisi lama pada umumnya. Karena gurindam terdiri atas dua pernyataan yang dihubungkan secara subordinatif dengan pola sebab-akibat, pembacaannya juga hampir sama dengan pembacaan kalimat yang berpola seperti itu. 





















Daftar pustaka

Tidak ada komentar:

Posting Komentar