PENTINGNYA EPISTEMOLOGI DALAM
PERKEMBANGAN PENGETAHUAN MODERN
KARTIKA (2227142021)
PROGRAM PENDIDIDKAN GURU SEKOLAH
DASAR
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU
PENDIDIKAN
Abstak : Manusia hidup didunia tidak hanya memerlukan kebutuhan pokok
saja. Akan tetapi manusia juga memerlukan informasi untuk mengetahui keadaan di
lingkungan sekitar mereka. Dalam upaya untuk memperoleh informasi, manusia
sering kali melakukan komunikasi ataupun cara-cara lain yang bisa digunakan. Salah
satu informasi yang didapat dari komunikasi adalah pengetahuan. Pengetahuan
sangat diperlukan bagi kehidupan manusia karena dapat memberikan manfaat yang
sangat besar bagi kehidupan. Dalam mencari pengetahuan, tak jarang manusia
harus mempelajari Epistemologi. Epistemologi disebut juga sebagai teori
pengetahuan karena mengkaji seluruh tolak ukur ilmu-ilmu manusia, termasuk ilmu
logika dan ilmu-ilmu manusia yang bersifat gamblang, merupakan dasar dan
pondasi segala ilmu dan pengetahuan. Oleh sebab itu, perlu diketahui apa saja
yang menjadi dasar-dasar pengetahuan yang dapat digunakan manusia untuk
mengembangkan diri dalam mengikuti perkembangan informasi yang pesat.
Kata kunci :
epistemology,filsafat,ilmu
Latar belakang
Filsafat ilmu memberikan spirit bagi perkembangan dan
kemajuan ilmu dan sekaligus nilai-nilai moral yang terkandung pada setiap ilmu
baik pada tataran ontologis, epistemologi maupun aksiologi. Secara umum, tujuan dari filsafat ilmu yaitu
untuk membahas dan mengevaluasi
metode-metode pemikiran ilmiah serta mencoba menemukan nilai dan pentingnya
upaya ilmiah sebagai suatu keseluruhan. Sedangkan
manfaat kita mempelajari filsafat ilmu adalah untuk memberikan landasan
filosofik dalam memahami berbagi konsep dan teori sesuatu disiplin ilmu dan
membekali kemampuan untuk membangun teori ilmiah. Hakikat Epistimologi Dalam
Kajian Filsafat Ilmu Pendidikan. Salah satu bagian yang paling penting dari
ilmu pengetahuan adalah kajian epistimologi mengenai keberadaan suatu ilmu. Kajian
mengenai epistemologi bersangkutan dengan pertanyaan-pertanyaan tentang
pengetahuan. Dalam pembahasan filsafat ilmu, epistemologi dikenal sebagai sub
sistem dari filsafat. Epistemologi adalah teori pengetahuan, yaitu membahas
tentang bagaimana cara mendapatkan pengetahuan dari objek yang ingin
dipikirkan. Keterkaitan antara ontologi, epistemologi, dan aksiologi seperti
juga lazimnya keterkaitan masing-masing sub sistem dalam suatu sistem-membuktikan
betapa sulit untuk menyatakan yang satu lebih penting dari yang lain, Ketika
kita membicarakan epistemologi, berarti kita sedang menekankan bahasan tentang
upaya, cara, atau langkah-langkah untuk mendapatkan pengetahuan. Dari sini
setidaknya didapatkan perbedaan yang cukup signifikan bahwa aktivitas berpikir
dalam lingkup epistemologi adalah aktivitas yang paling mampu mengembangkan
kreativitas keilmuan dibanding ontologi dan aksiologi.
Kajian
Teori
Pengertian Epistemologi
Istilah
“Epistemologi” berasal dari bahasa Yunani yaitu “episteme” yang berarti
pengetahuan dan ‘logos” berarti perkataan, pikiran, atau ilmu. Kata “episteme”
dalam bahasa Yunani berasal dari kata kerja epistamai, artinya
menundukkan, menempatkan, atau meletakkan. Maka, secara harafiah episteme berarti
pengetahuan sebagai upaya intelektual untuk menempatkan sesuatu dalam kedudukan
setepatnya. Bagi suatu ilmu pertanyaan yang mengenai definisi ilmu itu, jenis
pengetahuannya, pembagian ruang lingkupnya, dan kebenaran ilmiahnya, merupakan
bahan-bahan pembahasan dari epistemologinya. Epistemologi sering juga disebut
teori pengetahuan (theory of knowledge). Epistemologi lebih memfokuskan kepada
makna pengetahuan yang berhubungan dengan konsep, sumber, dan kriteria
pengetahuan, jenis pengetahuan, dan lain sebagainya.
Beberapa
ahli yang mencoba mengungkapkan definisi dari pada epistemologi adalah P.
Hardono Hadi.Menurut beliau epistemologi adalah cabang filsafat yang
mempelajari dan mencoba menentukan kodrat dan skope pengetahuan,
pengandaian-pengandaian dan dasarnya, serta pertanggung jawaban atas pernyataan
mengenai pengetahuan yang dimiliki. Tokoh lain yang mencoba mendefinisikan
epistemoogi adalah D.W Hamlyin, beliau mengatakan bahwa epistemologi sebagai
cabang filsafat yang berurusan dengan hakikat dan lingkup pengetahuan,
dasar dan pengandaian – pengandaian serta secara umum hal itu dapat
diandalkannya sebagai penegasan bahwa orang memiliki pengetahuan.
Runes dalam kamusnya menjelaskan bahwa epistemology is the branch of
philosophy which investigates the origin, stukture, methods and validity of
knowledge. Itulah sebabnya kita sering menyebutnya dengan istilah
epistemologi untuk pertama kalinya muncul dan digunakan oleh J.F Ferrier pada
tahun 1854 (Runes, 1971-1994).
Aliran-Aliran Epistemologi
Ada beberapa aliran yang berbicara tentang ini, diantaranya
:
1. Empirisme
Kata empiris berasal dari kata
yunani empieriskosyang berasal dari kata empiria, yang artinya pengalaman. Menurut
aliran ini manusia memperoleh pengetahuan melalui pengalamannya. Dan bila
dikembalikan kepada kata yunaninya, pengalaman yang dimaksud ialah pengalaman
inderawi. Manusia tahu es dingin karena manusia menyentuhnya, gula manis karena
manusia mencicipinya.
John locke (1632-1704) bapak aliran
ini pada zaman modern mengemukakan teori tabula rusa yang secara bahasa
berarti meja lilin. Maksudnya ialah bahwa manusia itu pada mulanya kosong dari
pengetahuan, lantas pengalamannya mengisi jiwa yang kosong itu, lantas ia
memiliki pengetahuan. Mula- mula tangkapan indera yang masuk itu sederhana,
lama-lama sulit, lalu tersusunlah pengetahuan berarti. Bagaimanapun kompleks
(sulit)-nya pengetahuan manusia, ia selalu dapat dicari ujungnya pada
pengalaman indera. Sesuatu yang tidak dapat diamati dengan indera bukan
pengetahuan yang benar. Jadi,
pengalaman indera itulah sumber pengetahuan yang benar.
Karena
itulah metode penelitian yang menjadi tumpuan aliran ini adalah metode
eksperimen. Kesimpulannya bahwa aliran empirisme lemah karena keterbatasan
indera manusia. Misalnya benda yang jauh kelihatan kecil, sebenarnya benda itu
kecil ketika dilihat dari jauh sedangkan kalau dilihat dari dekat benda itu
besar.
2. Rasionalisme
Secara singkat aliran ini menyatakan bahwa akal adalah
dasar kepastian pengetahuan. Pengetahuan yang benar diperoleh dan diukur
dengan akal. Manusia, menurut aliran ini, menmperoleh pengetahuan melalui
kegiatan akal menangkap objek. Bapak aliran ini adalah Descartes (1596-1650). Descartes
seorang filosof yang tidak puas dengan filsafat scholastic yang pandangannya
bertentangan, dan tidak ada kepastian disebabkan oleh kurangnya metode berpikir
yang tepat. Dan ia juga mengemukakan metode baru, yaitu metode keragu-raguan.
Jika orang ragu terhadap segala sesuatu, dalam keragu-raguan itu jelas ia
sedang berpikir. Sebab, yang sedang berpikir itu tentu ada dan jelas ia sedang
erang menderang. Cogito Ergo Sun (saya berpikir, maka saya ada).
Rasio merupakan sumber kebenaran. Hanya rasio sajalah yang dapat membawa orang
kepada kebenaran. Yang benar hanya tindakal akal yang terang benderang yang
disebut Ideas Claires el Distictes (pikiran yang terang benderang dan
terpilah-pilah). Idea terang benderang inilah pemberian tuhan seorang
dilahirkan ( idea innatae = ide bawaan). Sebagai pemberian tuhan, maka tak
mungkin tak benar. Karena rasio saja yang dianggap sebagai sumber kebenaran,
aliran ini disebut rasionlisme. Aliran rasionalisme ada dua macam , yaitu dalam
bidang agama dan dalam bidang filsafat. Dalam bidang agama , aliran
rasionalisme adalah lawan dari otoritas dan biasanya digunakan untuk mengkritik
ajran agama. Adapun dalam bidang filsafat, rasionalisme adalah lawan dari
empirisme dan sering berguna dalam menyusun teori pengetahuan .
3. Positivisme
Tokoh aliaran ini adalah august
compte (1798-1857). Ia menganut paham empirisme. Ia berpendapat bahwa indera
itu sangat penting dalam memperoleh pengetahuan. Tetapi harus dipertajam dengan
alat bantu dan diperkuat dengan eksperimen. Kekeliruan indera akan dapat
dikoreksi lewat eksperimen. Eksperimen memerlukan ukuran-ukuran yang jelas.
Misalnya untuk mengukur jarak kita harus menggunakan alat ukur misalnya
meteran, untuk mengukur berat menggunakan neraca atau timbangan misalnya kiloan
.Dan dari itulah kemajuan sains benar benar dimulai.Kebenaran diperoleh dengan
akal dan didukung oleh bukti empirisnya. Dan alat bantu itulah bagian dari
aliran positivisme. Jadi, pada dasarnya positivisme bukanlah suatu aliran yang
dapat berdiri sendiri.Aliran ini menyempurnakan empirisme dan rasionalisme.
4. Intuisionisme
Henri Bergson (1859-1941) adalah
tokoh aliran ini.Ia menganggap tidak hanya indera yang terbatasa, akal juga
terbatas. Objek yang selalu berubah, demikian bargson. Jadi, pengetahuan kita
tentangnya tidak pernah tetap. Intelektual atau akal juga terbatas. Akal hanya
dapat memahami suatu objek bila ia mengonsentrasikan dirinya pada objek itu,
jadi dalam hal itu manusia tidak mengetahui keseluruhan (unique), tidak dapat
memahami sifat-sifat yang tetap pada objek. Misalnya manusia menpunyai
pemikiran yang berbeda-beda. Dengan menyadari kekurangan dari indera dan akal
maka bergson mengembangkan satu kemampuan tingkat tinggi yang dimiliki manusia,
yaitu intuisi.
5.
Kritisme
Aliran ini muncul pada abad ke-18 suatu
zaman baru dimana seseorang ahli pemikir yang cerdas mencoba menyelesaikan
pertentangan antara rasionalisme dengan empirisme. Seorang ahli pikir jerman
Immanuel Kant (1724-18004) mencoba menyelesaikan persoalan diatas, pada
awalnya, kant mengikuti rasionalisme tetapi terpengaruh oleh aliran empirisme.
Akhirnya kant mengakui peranan akal harus dan keharusan empiris, kemudian
dicoba mengadakan sintesis. Walaupun semua pengetahuan bersumber pada
akal (rasionalisme), tetapi adanya pengertian timbul dari pengalaman
(empirime).
Jadi, metode berpikirnya disebut metode
kiritis. Walaupun ia mendasarkan diri dari nilai yang tinggi dari akal, tetapi
ia tidak mengingkari bahwa adanya persoalan-persoalan yang melampaui akal.
6.
Idealisme
Idealisme adalah suatu aliran yang
mengajarkan bahwa hakikat dunia fisik hanya dapat dipahami dalam kaitan dengan
jiwa dan roh. Istilah idealisme diambil dari kata idea yaitu suatu yang
hadir dalam jiwa. Pandangan ini dimiliki oleh plato dan pada filsafat modern.
Idealisme mempunyai argumen
epistemologi tersendiri. Oleh karena itu, tokoh-tokoh teisme yang mengajarkan
bahwa materi tergantung pada spirit tidak disebut idealisme karena mereka tidak
menggunakan argumen epistemologi yang digunakan oleh idealisme. Idealisme
secara umum berhubungan dengan rasionalisme. Ini adalah mazhab epistemologi
yang mengajarkan bahwa pengetahuan apriori atau deduktifdapat diperoleh dari
manusia denganakalnya.
Pengaruh Epistemologi
Secara global
epistemologi berpengaruh terhadap peradaban manusia. Suatu peradaban, sudah
tentu dibentuk oleh teori pengetahuannya. Epistemologi mengatur semua aspek studi
manusia, dari filsafat dan ilmu murni sampai ilmu sosial. Epistemologi dari
masyarakatlah yang memberikan kesatuan dan koherensi pada tubuh, ilmu-ilmu
mereka itu suatu kesatuan yang merupakan hasil pengamatan kritis dari ilmu-ilmu
dipandang dari keyakinan, kepercayaan dan sistem nilai mereka. Epistemologilah
yang menentukan kemajuan sains dan teknologi. Wujud sains dan teknologi yang
maju disuatu negara, karena didukung oleh penguasaan dan bahkan pengembangan
epistemologi. Tidak ada bangsa yang pandai merekayasa fenomena alam, sehingga
kemajuan sains dan teknologi tanpa didukung oleh kemajuan epistemologi.
Epistemologi menjadi modal dasar dan alat yang strategis dalam merekayasa
pengembangan-pengembangan alam menjadi sebuah produk sains yang bermanfaat bagi
kehidupan manusia. Demikian halnya yang terjadi pada teknologi. Meskipun
teknologi sebagai penerapan sains, tetapi jika dilacak lebih jauh lagi ternyata
teknologi sebagai akibat dari pemanfaatan dan pengembangan epistemologi.
Epistemologi senantiasa mendorong manusia untuk selalu berfikir
dan berkreasi menemukan dan menciptakan sesuatu yang baru. Semua bentuk
teknologi yang canggih adalah hasil pemikiran-pemikiran secara epistemologis,
yaitu pemikiran dan perenungan yang berkisar tentang bagaimana cara mewujudkan
sesuatu, perangkat-perangkat apa yang harus disediakan untuk mewujudkan sesuatu
itu, dan sebagainya.
Kesimpulan
Ø Epistemologi sering juga disebut
teori pengetahuan (theory of knowledge). Epistemologi lebih memfokuskan kepada
makna pengetahuan yang berhubungan dengan konsep, sumber, dan kriteria
pengetahuan, jenis pengetahuan, dan lain sebagainya.
Ø Aliran-Aliran
Epistemologi :
1.
Empirisme (Pengamalan)
2.
Rasionalisme (Akal)
3.
Positivisme
4.
Intuisionisme
5.
Kritisme
6.
Idealisme
Ø Pengetahuan
dapat diperoleh melalui beberapa hal yaitu:
1. Pengetahuan
diperoleh dari akal, yakni pengetahuan yang didapatkan melalui proses berpikir
yang logis sehingga dapat diterima oleh akal. Dari sini memunculkan aliran
rasionalisme.
2. Pengetahuan
diperoleh dari pengalaman, yakni pengetahuan baru muncul ketika indera manusia
menimba pengalaman dengan cara melihat dan mengamati berbagai kejadian dalam
kehidupan, jadi ketika manusia lahir benar-benar dalam keadaan yang bersih dan
suci dari apapun. Aliran yang mempunyai paham ini adalah aliran empirisme.
3. Pengetahuan
diperoleh dari intuisi, yakni pengetahuan yang bersifat personal, dan hanya
orang-orang tertentu yang mendapatkan pengetahuan ini.
Ø Epistemologi senantiasa mendorong manusia untuk selalu berfikir dan
berkreasi menemukan dan menciptakan sesuatu yang baru. Semua bentuk teknologi
yang canggih adalah hasil pemikiran-pemikiran secara epistemologis, yaitu
pemikiran dan perenungan yang berkisar tentang bagaimana cara mewujudkan
sesuatu, perangkat-perangkat apa yang harus disediakan untuk mewujudkan sesuatu
itu, dan sebagainya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar