RESUME
KIMIA
PENDIDIKAN IPA
METODE ILMIAH DALAM
KIMIA DASAR
·
Kimia
adalah ilmu yang mempelajari tentang :
1.
Materi
(struktur, susunan, sifat)
2.
Perubahan
materi
3.
Energi
yang menyertai perubahan itu.
·
Latar
belakang adanya metode ilmiah, yaitu adanya berbagai perbedaan kesimpulan yang
diperoleh para ilmuwan. Diperlukan suatu metode baku yang berlaku universal
untuk memperoleh kesimpulan yang dapat diakui bersama.
·
Paham
yang berkembang :
1. Rasionalisme (Rene Descartes), paham ini
mengungkapkan penalaran adalah sumber penalaran. Namun, paham ini dapat
menyebabkan solipsisme. Yang benar bagi si A belum tentu benar bagi si B (teori
bahwa satu-satunya pengetahuan yg mungkin adalah pengetahuan diri sendiri).
Rasionalisme memberikan kerangka pemikiran yang koheren dan logis.
2. Empirisme
(Francis Bacon), paham ini mengungkapkan pengetahuan diperoleh dari pengamatan
dengan pancaindra. Gejala dari pengalaman baru perlu memiliki arti jika kita
memberikan penafsiran terhadap gejala itu.
· Metode
ilmiah adalah gabungan antara pendekatan rasional dan empiris.
· Langkah
umum dalam metode ilmiah adalah mengadakan pengamatan, merumuskan hipotesis,
melakukan percobaan, menarik kesimpulan dan membuat laporan.
1.
Mengadakan pengamatan
(harus ditemukan masalah)
Dalam mengadakan penelitian, kita
melakukan percobaan dengan keadaan yang dikendalikan agar didapat data yang
sama bila percobaan diulang. Data itu mungkin kualitatif dan kuantitatif. Dalam
IPA data kuantitatif lebih berguna dibandingkan data kualitatif, karena data
kuantitatif mengandung banyak informasi. Data yang terkumpul kemudian disusun
sedemikian rupa sehingga ditemukan hal yang menarik, seperti keteraturan, kecenderungan
atau perbedaan. Hal itu diperlukan untuk mencari gambaran umum tentang gejala alam
sehingga mudah dipahami. Dalam IPA, pernyataan umum yang disimpulkan dari fakta
percobaan disebut hukum alam atau hukum.
2.
Merumuskan Hipotesis
(Jawaban sementara dan untuk menentukan arah penelitian).
Merumuskan hipotesis adalah
pekerjaan yang cukup sulit dalam metode ilmiah, karena untuk menjawab suatu
masalah banyaklah kemungkinannya. Hipotesis yang dibuat akan menentukan bentuk
percobaan yang akan dilakukan dan akhirnya memengaruhi keberhasilan menemukan
teori yang dapat diandalkan. Merumuskan hipotesis memerlukan pengetahuan dan
penalaran, karena harus didasarkan pada teori yang telah mapan.
3. Melakukan
percobaan (Pengujian hipotesis).
Kebenaran hipotesis dapat diketahui
setelah diuji dengan percoaan di laboratorium. Data yang diperoleh mungkin
sesuai dengan hipotesis, tetapi mungkin juga tidak. Jika tidak, berarti
kesalahan mungkin saja terjadi pada percobaan atau hipotesisnya yang keliru.
4. Menarik
kesimpulan (Jawaban dari hasil pengujian hipotesis)
Hipotesis yang teruji kebenarannya
melauipercobaan yang dilakukan berulang kali, dapat dijadikan dasar untuk
menrik kesimpulan umum yang disebut teori. Seandainya hipotesis tidak terbukti
akan menjadi dasar untuk melahirkan teori baru, dan mungkin dapat mengoreksi
teori-teori sebelumnya.
5. Menbuat
laporan
Langkah terakhir dalam metode
ilmiah adalah membuat laporan agar ahli lain mengetahui hasil temuan temannya.
Di samping itu, laporan berguna untuk mendapatkan saran dan koreksi jika
diperlukan. Kemudian, agar ahli lain tidak melakukan hal yang persis sama.
MATERI
DAN PERUBAHANNYA
Ada dua macam
sifat materi, yaitu sifat intensif dan ekstensif. Sifat intensif seperti suhu,
titik didih, titik beku, indeks bias, kerapatan dan rumus senyawa tidak
bergantung pada jumlah materi. Sebaliknya, sifat ekstensif bergantung pada
jumlah materi, seperti massa, eneergi, mol dan volume.
Salah satu
identitas zat kimia yang mudah dikenal adalah wujudnya, yaitu gas, cair dan
padat. Zat kimia yang berwujud gas mempunyai partikel berjauhan dan daya
tariknya kecil sekali atau hampir tidak ada. Zat berwujud padat, daya tarik
antara partikelnya kuat sekali dan jaraknya sangat dekat. Sedangkan zat cair
berada diantara gas dan padat, baik jarak partikelnya maupun daya tariknya.
Jika suatu zat
padat diberi energi, misalnya dipanaskan, partikelnya akan bergerak lebih cepat
dan pada suatu saat zat itu melebur. Pemanasan seterusnya akan mempercepat
gerakan dan akhirnya ia bergerak bebas, atau menjadi gas. Jadi, zat kimia dapat
mengalami peralihan wujud. Karena ada tiga macam wujud, maka ada tiga pasang
peralihan wujud, yaitu melebur-membeku, mendidih-mengembun, menyublim deposisi.
Peralihan wujud
suatu zat terjadi pada suhu tertentuyang disebut suhu peralihan. Suhu peralihan
akan ada tiga pasang, yaitu titik lebur-titik beku, titik didih-titik embun dan
titik sumblim-titik deposisi.
STRUKTUR
ATOM
· Partikel Dasar
1.Elektron
Pada
tahun 1875, Crookes membuat tabung kaca yang kedua ujungya dilengkapi dengan
sekeping logam pada elektroda. Setelah udara dalam tabung divakumkan dan kedua
elektroda dihubungkan dengan arus searah bertegangan tinggi, ternyata timbul
sinar pada kutub negatif (katoda) yang bergerak ke kutub positif (anoda), oleh
sebab itu, sinar ini disebut sinar katoda dan alatnya disebut tabung sinar
katoda.
Hasil
penyelidikan selanjutnya menunjukkan bahwa sinar katoda merupakan partikel yang
paling ringan dan paling kecil. Sifat sinar katoda tidak bergantung pada bahan
katoda yang digunakan. Hal ini dibuktikan oleh Thomson dengan mengganti katoda
percobaan Crookes dengan logam lain dan ternyata hasinya sama. Akhirnya, ia
berkesimpulan bahwa sinar katoda adalah pastikel negatif yang terdapat pada
semua atom. Partikel ini kemudian diberi nama elektron.
2. Proton
Golstein, pada tahun 1886, membuat
alat yang mirip dengan tabung Crookes. Katoda dibuat berlubang dan diletakkan
agak ke dalam. Tabung diisi gas hidrogen bertekanan rendah. Setelah dialirkan
listrik menghasilkan dua macam sinar. Pertama, sinar katoda (elektron) yang
bergerak dari katoda ke anoda. Kedua, sinar yang bergerak ke katoda dan
sebagian masuk kedalam lubang (saluran) sehingga disebut juga sinar saluran.
Kemudian partikel ini dikenal dengan nama proton.
3. Neutron
Di samping elektron dan proton,
atom juga mengandung partikel lain yang disebut neutron. Neutron bermassa
1,6750 x 10-24 g dan tidak bermuatan (netral). Pada mulanya
Rutherford berhipotesis bahwa dalam inti atom terdapat neutron dan kemudian
dibuktikan oleh Chadwick pada tahun 1932.
· Teori atom Thomson dan
Rutherford
1.
Teori
atom Thomson
Pada percobaan Goldstein timbul
pertanyaan dari mana asal dan bagaimana cara terbentuknya sinar positif.
Thomson menduga sinar itu dari atom gas dalam tabung percobaan yang telah
menunjukkan bahwa setiap atom mengandung elektron. Jika atom kehilangan elektronyang
bermuatan negatif tentu yang tinggal bermuatan positif . jumlah muatan positif
yang tinggal tentu sama dengan jumlah muatan elektron yang keluar, karena pada
mulanya atom itu netral.
Elektron sangat ringan sehingga dapat
meninggalkan atom jika diberi energi, misalnya diberi tegangan listrik seperti pada
tabung crookes. Oleh karena itu, diduga elektron berada di bagian luar atom.
Berdasarkan penalaran seperti ini, akhirnya Thomson (tahun 1898) merumuskan
teori yang disebut teori atom Thomson “Atom merupakan sebuah bola kecil
bermuatan positif dan di permukaannya tersebar elektron yang bermuatan
negatif”. Model ini disebut juga model roti kismis, karena mirip dengan roti
yang ditaburi ‘kismis’di permukaannya. Roti ini digambarkan sebagai atom bermuatan
positif dan kismis sebagai elektronnya.
2.
Teori
atom Rutherford
Teori atom Thomson tidak menjelaskan
keudukan elektron dalam atom, hanya menyatakan di permukaan, karena di tarik
oleh muatan positifnya. Ernest Rutherford dan kawannya melakukan percobaan,
yaitu melewatkan sinar alfa dalam tabung berisi gas. Ternyata sinar bergerak
lurus tanpa dipengaruhi oleh gas. Mereka menduga bahwa molekul gas tidak
bermuatan dan tidak mengubah arah sinar alfa yang bermuatan positif.
Berdasarkan hal ini, Rutherford berhipotesis bahwa partikel alfa dalam padatan
akan berubah arah, karena dalam atom terdapat muatan positif. Hipotesis ini
(1909), dibuktikan dengan percobaan oleh Geiger dan Marsden. Mereka menembakkan
sinar alfa pada selempeng platina tipis (setebal ±
10-6m). Hasilnya ditangkap dengan layar yang terbuat dari ZnS yang
dapat berfluoresensi bila kena sinar alfa.
Hasil pengamatan menunjukkan bahwa sinar
alfa yang ditembakkan itu ada yang tembus, membelok dan memantul. Sinar yang
tembus merupakan bagian terbesar, sedangkan yang membelok sedikit dan yang
memantul sedikit sekali. Gejala ini dijelaskan oleh Rutherford, bahwa partikel
alfa banyak yang tembus disebabkan oleh atom yang mengandung banyak ruang
hampa. Di pusat atom terdapat sebuah pertikel bermuatan yang disebut inti.
Sinar alfa akan membelok bila mendekati inti, karena saling tolak menolak.
Kejadian ini sedikit jumlahnya, karena ukuran inti atom sangat kecil
dibandingkan ukuran ruang hampanya. Jika ada partikel alfa yang menabrak inti,
maka alfa akan memantul walaupun tidak 180o. Tumbukkan langsung ini
sangat kecil kemungkinannya, maka jumlah alfa yang memantul kecil sekali.
Dengan penalaran seperti diatas, Rutherford merumuskan teori atom yang disebut
model atom Rutherford “Atom terdiri dari inti yang bermuatan positif yang
merupakan terpusatnya massa. Di sekitar inti terdapat elektron yang bergerak
mengelilinya dalam ruang hampa”
·
Sprektum
atom dan teori atom Bohr
1.
Spektrum
atom
Satu
gelombang selalu mempunyai frekuensi (),
kecepatan (c) dan panjang gelombang ( tertentu. Kecepatan gelombang elektromagnetik
adalah tetap (c = 2, 998 x 108m), maka perbedaan satu gelombang
dengan yang lainnya adalah frekuensi atau panjang gelombang.
Jika
makin besar maka akan kecil dan sebaliknya bila kecil
maka akan besar. Energi sinar menurut Planck
bergantung pada frekuensinya.
E
= h
Berdasarkan
bentuknya, spektrum sinar dapat dibagi dua, yaitu kontinu dan diskontinu.
Spektrum kontinu adalah spektrum sinar yang mengandung semua jenis gelombang
yang ada di daerah tersebut, sehingga terlihat sambung-menyambung dan tidak ada
bagian yang kosong, contohnya pelangi. Spektrum diskontinu adalah spektrum yang
hanya mengandung gelombang tertentu sehingga terdapat daerah-daerah kosong.
Spektrum jenis ini terbagi dua, yakni spektrum emisi dan absorpsi. Pada
spektrum emisi, sinar berasal dari zat yang yang memancarkan sinar dengan
gelombang tertentu dan tampak berupa garis-garisterpisah, seperti spektrum
hidrogen. Spektrum absorpsi adalah spektrum sinar yang pada bagian-bagian
tertentu tidak terisi atau kosong.
2.
Model
Atom Bohr
Bohr merumuskan teori (model)atom yang
disebut teori atom Bohr, yaitu :
a.
Atom terdiri atas inti
bermuatan positif
b.
Elektron bergerak
mengelilingi inti dalam lintasan tertentu
c.
Elektron dalam
lintasannya tidak menyerap atau memancarkan energi, karena tiap lintasan
mempunyai tingkat energi tertentu
d.
Jika elektron berpindah
lintasan, maka terjadi perubahan energi sebesar = E2 – E1
E1 dan E2 adalah
energi lintasan pada tingkat rendah dan tinggi.
SISTEM PERIODIK
·
Perkembangan
Sistem Periodik
1.
Triad
Dobereiner
Pada
permulaan abad ke-19, teori atom Dalton telah tersebar luas sehingga massa atom
relatif unsur merupakan sifat penting untuk membedakan satu unsur dengan yang
lain. Pada tahun 1817, Johann D. Dobereiner mencari hubungan antara massa atom
relatif unsur dengan sifat-sifatnya. Ia menemukan beberapa kelompok tiga unsur
yang mempunyai sifat mirip, contohnya :
Litium
Kalsium Klor
Natrium Strontium
Brom
Kalium
Barium Iod
Kelompok
tiga unsur ini disebut triad. Dobereiner menemukan suatu hukum :
“Suatu
triad adalah tiga unsur yang disusun berdasarkan kenaikan massa atom relatif
(Ar)-nya, sehingga Ar unsur kedua kira-kira sama dengan rata-rata Ar unsur
pertama dan ketiga.
2.
Hukum
Oktaf Newland
Pada tahun 1856, John Newland
mendapatkan hubungan antara sifat unsur dengan massa atom relatifnya, yaitu “Jika
unsur disusun berdasarkan kenaikan massa atom relatifnya, maka pada unsur yang
kedepalan sifatnya mirip dengan unsur yang pertama dan unsur kesembilan dengan
unsur kedua dan seterusnya”.
3.
Sistem
Periodik Mendeleyev
Dimitri Mendeleyev (bangsa Rusia)
dan Lothar Meyer (bangsa Jerman) secara terpisah membuat daftar unsur yang
merupakan perbaikan hukum oktaf Newland. Pada tahun 1869 Mendeleyev berhasil
menyusun daftar unsur yang disebut sistem periodik Mendeleyev. Ia menempatkan
unsur dalam kotak menurut krnaikan massa atom relatifnya.
Kelebihan sistem periodik Mendeleyev
adalah
a. Sifat
kimia dan fisika unsur dalam satu golongan mirip dan berubah secara teratur
b. Valensi
tertinggi suatu unsur sama dengan nomor golongannya
c. Dapat
meramalkan sifat unsur yang belum ditemukan waktu itu dan telah mempunyai
tempat yang kosong.
Kekurangan sistem periodik Mendeleyev
adalah
a.
Panjang periode tidak
sama dan sebabnya tidak dijelaskan
b.
Beberapa unsur tidak
disusun berdasarkan kenaikan Ar-nya, contoh Te(128) sebelum I(127)
c.
Selisih massa unsur
yang berurutan tidak selalu 2, tetapi berkisar antara 1 dan 4 sehingga sukar
meramalkan massa unsur yang belum diketahui secara tepat
d.
Valensi unsur yang
lebih dari satu sulit diramalkan dari golongannya
e.
Anomali (penyimpangan)
unsur hidrogen dari yang lain tidak dijelaskan.
4.
Sistem
periodik modern
Penggolongan
unsur yang mutakhir adalah sistem periodik modern. Dari sistem ini dapat diketahui sifat
unsur secara umum dari golongan dan periodanya. Sistem periodik modern disebut
juga sistem periodik panjang disusun berdasarkan konfigurasi elektron unsur.
Letak suatu unsur dalam sistem ini ditentukan oleh orbital yang terisi paling
akhir. Unsur yang mempunyai orbital terakhir sama terletak dalam blok yang
sama.
IKATAN
KIMIA
|
Ikatan
kimia di bagi dua, yaitu
a. Ikatan
Ion (elektrovalen), terjadi melalui perpindahan elektron, dan terbentuk antara
atom logam (melepas elektron) dengan atom non logam (menangkap elektron).
b. Ikatan
Kovalen, terjadi karena pemakaian pasangan elektron (dari kedua atom) secara
bersama-sama dan terbentuk antara sesama atom nonlogam (menangkap elektron).
c. Ikatan
Logam, terbentuk antara sesama logam dan terdapat gaya mobilisasi.
Jenis
Ikatan Kovalen :
a. Polar,
PEI tertarik lebih kuat ke salah satu atom, makin besar selisih
keelektronegatifan ikatan makin polar. Contoh, H2O, NH3
dan PCl3.
b. Non
Polar, PEI tertarik sama kuat ke seluruh atom, contoh H2, O2,
dan N2.
c. Koordinasi,
PEI disuplai oleh salah satu atom. Contoh, NH4+ dan NH3BF3.
Ikatan
antar molekul :
·
Ikatan Van Der Waals
a. London/dispersi
(dipol sesaat), untuk molekul non polar
b. Dipol-dipol,
untuk molekul polar
c. Ikatan
Hidrogen (yang mempengaruhi titik didih), Ikatan antar atom yang sangat
elektronegatif (F, O, N) dengan atom H (yang terikat pada atom F, O, N) pada
molekul yang berlainan. Contoh, HF, H2O dan NH3.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar