Minggu, 03 Januari 2016

SEJARAH PRAMUKA



A.    SEJARAH KEPANDUAN INDONESIA

Masa-masa perkembangan awal sejarah kepanduan di Indonesia, yaitu:

a.       Fase Hindia Belanda “Mengobarkan Unggun perjuangan”

Sejarah perkembangan kepanduan di tanah air dibagi dalam tiga fase perkembangan yaitu fase Hindia Belanda, Penjajahan jepang dan fase kemerdekaan.
Kepanduan di Indonesia pertama kali berkembang pada masa colonial Belanda. Tepatnya tahun 1912 berdirilah di Indonesia sebuah cabang kepanduan bernama “Nederlandse Padvinders Organisatie” (NPO) yang diprakarsai oleh DJ Smyt orang berkebangsaan Belanda. Empat tahun kemudian yaitu tahun 1916 namanya berubah menjadi Nederlandse Indische Padvinders Vereeniging” (NIPV). Karena NIPV adalah kepanduan yang dikelola oleh Belanda maka pada tahun itu juga S.P. Mangkunegara VII memprakarsai pendirian pandu yang bernama Javaanse Padvinders Organisatie” (JPO) ternyata prakarsanya ini diikuti oleh beberapa organisasi untuk mendirikan organisasi kepanduan. Alasan yang mendasar dari pendirian organisasi kepanduan baik bercirikan Agama maupun Nasionalisme di Indonesia adalah bahwa pada masa itu merupakan masa pergerakan nasional. Tokoh-tokoh pergerakan beranggapan bahwa kepanduan bisa dijadikan organisasi yang bisa mendukung pergerakan nasional dalam rangka meraih kemerdekaan. Anak-anak muda mulai diaktifkan dalam kegiatan ini dalam rangka menumbuhkan semangat juang melalui keaktifan disebuah organisasi.
Contoh-contoh organisasi kepanduan yang berdiri dalam rentang waktu tersebut adalah :
1.      “Padvinders Muhammadiyah” yang tahun 1920 menjadi Hizbul Wathon
2.      “Nationale Padvinderij” didirikan oleh Budi Utomo
3.      “Syarikat Islam Afdeling Padvinderij” didirikan oleh Syarikat Islam dan kemudian berubah   menjadi “Syarikat Islam Afdeling Pandu” atau yang disebut sebagai SIAP
4.      “Nationale Islamietishe Padvinderij” (NATIPIJ) didirikan jong Islamieten Bond (JIB)
5.      “Indonesia Nationale Padvinders Organisatie” (INPO) didirikan oleh Pemuda Indonesia
Tahun-tahun tersebut adalah masa dimana Indonesia sedang dirasuki ruh persatuan dan pergerkan. Dalam organisasi kepanduan hasrat tersebut juga merasuki pemuda-pemuda pandu tersebut untuk bersatu memperjuangkan bangsa. Maka pada tanggal 23 Mei tahun 1928 ditahaun yang sama dimana terjadi kongres pemuda II beberapa organisasi kepanduan seperti Pandu Kebangsaan, INPO,SIAP,NATIPIJ dan PPS membentuk PAPI (Persaudaraan Antara Pandu Indonesia).
PAPI dan Sumpah pemuda ternyata menyulut api perkembangan pandu di Indonesia. Setelah terjadi sumpah pemuda tahun 1928 dan terbentuknya PAPI maka kepanduan semakin menjamur ditanah air. Dalam rentang waktu 1928 hingga 1938 banyak organisasi yang mendirikan kepanduan yang bernapaskan Agama dan Kebangsaan diantaranya :
1.      Pandu Indonesia (PI)
2.      Padvinders Organisatie Pasundan (POP)
3.      Pandu Kesultanan (PK)
4.      Sinar Pandu Kita (SPK)
5.      Kepanduan Rakyat Indonesia (KRI)
6.      Pandu Anshor, Alwathoni, Hizbul Wathon
7.      Kepanduan Islam Indonesia (KII)
8.      Islamitische Padvinders Organisatie (IPO)
9.      Tri Darma (Kristen)
10.  Kepanduan Azas Katholik Indonesia (KAKI)
11.  Kepanduan Masehi Indonesia (KMI)

Seiring api pergerakan yang makin berkobar keseluruh penjuru Indonesia dan menjamurnya organisasi kepanduan maka pada bulan April tahun 1938 PAPI yang sudah ada dikembangkan manjadi sebuah Badan Pusat Persaudaraan Kepanduan Indonesia (BPPKI). Salah satu upaya yang dilakukan BPPKI dalam rangka menggalang persatuan antar oragnisasi kepanduan adalah dengan merencanakan “All Indonesian Jamboree”.
Dalam perjalanannya “All Indonesian Jamboree” mengalami beberapa perubahan dalam hal waktu pelaksanaan, tempat dan nama kegiatan tersebut. akhirnya dengan didorong niat yang tulus dan iklas All Indonesian Jamboree terlaksana juga namun namanya diganti menjadi “Perkemahan Kepanduan Indonesia Umum” yang disingkat PERKINO dan dilaksanakan di Yogyakarta pada tanggal 19 s.d 23 Juli 1941.

b.      Masa Pendudukan Jepang

Jepang “Dai Nippon” atau yang biasa disebut Negara Matahari terbit pada saat itu adalah Negara yang sedang dilanda Fasisme seperti Italia dibawah pimpinan Musolini dan Jerman yang dikuasi Hitler yang semuanya menyebabkan terjadinya perang dunia ke II.
Setelah Restorasi Meiji jepang mulai membuka diri. Perekonomiannya semakin berkembang bahkan dalam bidang industri. Karena perkembangan ekonominya ini Jepang mulai bermimpi untuk mendirikan kekaisaran Asia Timur Raya. Mulailah Negara Sakura itu menginpasi Negara-negara tetangganya.
Setelah memenangi peperangan dengan Rusia Jepang makin percaya diri pada kemampuan tempurnya. China, Korea bahkan Indonesia bisa dikuasi Jepang. Semua Negara yang berada dibawah pendudukannya dipaksa untuk ikut serta membangun kekaisaran Asia Timur Raya.
Awalnya Jepang datang keindonesia disambut meriah oleh bangsa Indonesia apalagi Jepang membawa selogan “saudara lama Indonesia”. Indonesai yang saat itu sedang demam kemerdekaan merasa mendapat kekuatan kembali karena Jepang berhasil mengakhiri pendudukan Belanda yang kurang lebih 3,5 Abad di bumi Nusantara. Jadilah Jepang sebagai pahlawan Asia termasuk di Indonesia.
“Bangkai tetaplah bangkai” ditutup serapat apapun akan tercium juga. seperti itulah Jepang. Negara yang kini menguasai Otomotif dunia itu menampakan wajah aslinya saat itu. Ibarat keluar dari lubang Buaya dan masuk mulut harimau, seperti itulah kondisi ditahun 40an. Indonesai dijajah Jepang. Semua sumber dayanya termasuk Rakyatnya dikuras habis oleh Jepang dalam rangka membiaya perang.
Kondisi masa pendudukan Jepang lebih Parah dengan masa Belanda. Rakyat Indonesia semakin sengsara dan menderita. Mendapat makan semakin sulit bahkan pakaianpun dari karung goni. Situasi ini juga dialami oleh system organisasi yang baru dibangun di Indonesia. Semenjak Jepang datang semua organisasi bercirikan nasional dan barat tidak boleh bergerak. Jepang melebur semua organisasi kepemudaan kedalam wadah yang mereka buat sendiri demi kepentingan ciata-cita Asia Timur Raya. Wadah-wadah tersebut adalah Haiho, Kaibodan, Seinendan dan Peta.
Organisasi kepanduan termasuk didalamnya yang matisuri. Tidak ada perkembangan semua sibuk memikirkan kelaparan, kemiskinan dan perjuangan yang semakin terdesak. Namun rupanya nasib masih berihak. Jepang diporak-porandakan oleh Amerika dikotanya sendiri. Hirosima dan Nagasaki hancur lebur oleh Bom Atom rancangan Einstein. Jepang menyerah pada sekutu tanpa syarat.
Indonesia melohat kesempatan yang besar ini untuk merdeka. Dari pertentangan kaum muda dan tua akhirnya Proklamasi dicetuskan di Pengsaan timur. Indonesai merdeka. Semua organisasi bangkit, semua pemuda bangkit mempertahankan Indonesia termasuk organisasi kepanduan.

c.       Fase Kemerdekaan Republik Indonesia

Beberapa bulan setelah proklmasi kemerdekaan beberapa tokoh kepanduan berkumpul di Yogyakarta. Dari pertemuan tersebut dibentuk panitia Kesatuan Kepanduan Indonesia sebagai unit kerja untuk mempersiapkan pembentukan wadah kepanduan seluruh Indonesia melalui kongres.
Kongres Kesatuan Kepanduan Indonesia akhirnya dilaksanakan pada tanggal 27 s.d 29 Desember 1945 di Surakarta. Hasil kongres adalah terbentuknya PANDU RAKYAT INDONESIA. PRI ini didukung oleh semua tokoh, dikuatkan dengan “Janji Ikatan Sakti” dan diresmikan oleh Menteri Pendidikan, Pengajaran dan Kebudayaan sebagai satu-satunya Organisasi kepanduan melalui surat keputusan No.93/Bag.A yang dikeluarkan tanggal 1 Februari 1947.
Belanda melalui NICA masih mencengkram Indonesia. Saat itu perjuangan telah berubah dari pergerakan memperoleh kemerdekaan menjadi perjuangan mempertahankan kemerdekaan. Disatiap daerah yang berhasil dikuasi Belanda PRI dilarang beredar. Kondisi ini membuat stagnasi perkembangan kepanduan. Akhirnya, keadaan ini mendorong berdirinya Kepanduan Putera Indonesia (KPI), Pandu Putri Indonesia (PPI) dan Kepanduan Indonesia Muda (KIM).
Dalam keadaan genting ini PRI berhasil mengadakan kongres II di Yogyakarta pada tanggal 20-22 Januari 1950. dalam kongres ini PRI memutuskan menerima sebuah konsepsi dimana mereka memberikan kesempatan kepada golongan khusus untuk menghidupkan kembali kepanduan yang pernah dibentuk. Dari konsepsi ini keluar surat keputusan Menteri PP dan K No. 2344/Kab 6 September 1951 yang menyatakan bahwa PRI bukan lagi satu-satunya kepanduan di Indonesia. Maka mulailah kepanduan berkembang kembali.
Sepuluh hari setelah surat keputusan itu keluar wakil-wakil organisasi kepanduan berkumpul mengadakan konferensi di Jakarta. Aneh juga memang namun tidak menjadi aneh kalau kita tahu bahwa masa itu hasrat persatuan dan persaudaraan demikian besar di Indonesia. Dalam konferensi yang dilaksanakan tanggal 16 September 1951 tersebut berdirilah Ikatan Pandu Indonesia (IPINDO) sebagia sebuah faderasi. Kemudian tahun 1953 IPINDO berhasil mejadi anggota kepanduan sedunia. IPINDO merupakan faderasi persatuan pandu putra dan untu putrid disatukan dalam wadah PKPI (Persatuan Kepanduan Puteri Indonesia) dan POPPINDO (Persatuan Organisasi Pandu Puteri Indonesia).
Ipindo berhasil menyelenggarakan Jambore Nasional pertama di Ragunan Pasar Minggu tanggal 10-20 Agustus 1955 sekaligus sebagai perayaan proklamasi kemerdekaan. Sedangkan PKPI menyelenggarakan perkemahan besar puteri di Ciputat dengn nama “Desa Semanggi” tahun 1959 bersamaan dengan pengiriman kontingan IPINDO ke Jambore Dunia untuk pertama kali di MT Makiling Filipina.
Untuk menjamin kemurnian dan keberlangsungan kepanduan maka Ipindo menyelenggarakan seminar di Tugu, Bogor bulan January 1957. dari seminar ini dihasilakn sebuah rumusan yang diharapakan bisa menjadi acuan kegiatan kepanduan diseluruh Indonesia. Kemudian Pemerintah RI dalam hal ini Departemen PP dan K (kini Diknas) mengadakan seminar juga di Ciloto, Bogor dengan topic “Penasionalan Kepanduan” dengan harapan kepanduan bisa menjadi sebuah organisasi nasional yang seiring dengan pembangunan bangsa.




B.     PERINTIS KEPANDUAN DUNIA

Gerakan Kepanduan adalah sebuah gerakan pembinaan pemuda yang memiliki pengaruh mendunia. Gerakan kepanduan terdiri dari berbagai organisasi kepemudaan, baik untuk pria maupun wanita, yang bertujuan untuk melatih fisik, mental dan spiritual para pesertanya dan mendorong mereka untuk melakukan kegiatan positif di masyarakat. Tujuan ini dicapai melalui program latihan dan pendidikan non-formal kepramukaan yang mengutamakan aktivitas praktis di lapangan.
Lord Robert Stephenson Smyth Baden-Powell, tokoh kepanduan dunia kelahiran London, Inggeris, tahun 1857 silam menjadi kesohor berawal dari tulisan buku panduan bagi para prajurit agar bisa bertahan di alam bebas. Ia dikenal sebagai perintis berdirinya kepanduan dunia. Lewat gerakan kepanduan Baden-Powell menyatukan generasi muda antarbenua.
Pertamakali bergabung dengan British Army (Angkatan Perang Inggris) tahun 1876, Lord Robert Stephenson Smyth Baden-Powell, demikian nama tokoh kepanduan dunia, kelahiran London, Inggeris, tahun 1857 silam ini, menulis buku yang diperuntukkan untuk membantu tentara mengatasi kesulitannya bertahan hidup di alam bebas. Tak disangka, lambat laun buku hasil karyanya beredar di kalangan umum dan banyak diminati anak-anak.
Pada 29 Juli sampai 9 Agustus 1907, Baden-Powell bersama 21 orang anak melakukan kemah kepanduan yang pertama di sebuah kepulauan Brownsea, Inggris. Beberapa hari melakukan kegiatan, anak-anak tersebut semakin menyukai bertualang di alam bebas. Didirikanlah gerakan kepanduan. Berangkat dari sinilah bersama istri tercintanya, Lady Olive Baden-Powell mendirikan gerakan kepanduan. Gerakan Kepanduan tersebut sekarang disebut Boy Scouts dan Girls Scout.
Sejak didirikan Gerakan Kepanduan tersebut pada tahun 1907, hingga saat ini tak kurang dari 28 juta anggota kepanduan dari 216 negara menjadi anggota World Organization Scout Movement (WOSM) yang bermarkas di Geneva, Switzerland dan World Association of Girl Guides and Girl Scouts (WAGGGS). Dan Indonesia sebagai salah satu anggota WOSM.
Gerakan Pramuka (Praja Muda Karana yang berarti Rakyat Muda Yang Berkarya) demikian nama panggilan organisasi kepanduan di Indonesia. Gerakan Pramuka didirikan untuk waktu yang tidak ditentukan dan ditetapkan dengan Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 238 Tahun 1961 tanggal 20 Mei 1961, sebagai kelanjutan dan pembaharuan gerakan kepanduan nasional Indonesia. Kemudian ditetapkan setiap 14 Agustus sebagai Hari Pramuka.
Keanggotaan Gerakan Kepanduan ini bersifat sukarela, tidak membedakan suku, ras, golongan, dan agama. Semuanya bisa bergaul dan berbaur menjadi satu kesatuan. Kegiatan Kepanduan selalu mengikuti kemajuan teknologi dan perkembangan zaman, demikian pula dengan Pramuka. Ketika WOSM mencanangkan program Pramuka Net bagi negara-negara anggota di seluruh dunia untuk memiliki situs organisasi, Gerakan Pramuka Indonesia pun ikut serta dengan meluncurkan situs www.pramuka.co.id. Tujuannya, agar mempermudah jalur komunikasi dan koordinasi, serta memantau perkembangan kepanduan di setiap negara anggota WOSM.
Sebagai bukti, setiap tahunnya WOSM mengadakan Jamboree On The Internet (JOTI) dan JOTA (Jamboree on the Air). Artinya, Jambore tak hanya menjadi pesta yang mempertemukan pesertanya langsung, tapi juga bisa sesama netter (pengguna internet) untuk bisa melakukan sebuah kegiatan bersama. Kegiatan ini melibatkan anggota Kepanduan seluruh dunia.
Dari sinilah nampak jelas buah dari gagasan brilian seorang Baden-Powell, selain berbagai kegiatan kepanduannyya selain gaul, tapi juga mampu menyatukan generasi muda antara bangsa, antar benua.
Ia pun mewariskan banyak manfaat dari kegiatan kepanduan, yang sebagian tidak didapat dalam materi di kelas. Karena kegiatan kepanduan merupakan kegiatan pendidikan luar sekolah dan luar keluarga, siswa berlatih membagi waktu antara kegiatan sekolah, acara keluarga. Berlatih kepanduan memberi poin penting, seperti belajar mengelola kelompoknya ataun organisasi dengan membentuk pimpinan regu, petugas piket (korve), dan anggotanya. Komunikasi, interaksi, serta kerja sama internal dan eksternal kelompok akan melahirkan kebersamaan (jiwa korsa) dan motivasi untuk menyelesaikan tugas secara bersama. Dengan pembagian tugas ini akan melatih bakat kepemimpinan, kearifan, dan toleransi siswa.
Dari berbagai ujian kecakapan, tantangan, dan tugas yang diberikan, akan mengembangkan kematangan emosi siswa tersebut dalam mengambil setiap keputusan dengan penuh pertimbangan dan pengkajian.
Kegiatan kepanduan bersifat universal. Wawasan dan pergaulan anggotanya sangatlah luas. Keanggotaannya diikuti semua lapisan masyarakat tanpa membedakan golongan, ras, suku, atau agama.
Banyak materi yang dipelajari baik materi umum maupun spesifik ekstrakurikuler lain, seperti baris berbaris (paskibra), hiking, navigasi, mountaineering (pencinta alam), P3K (PMR), kesakaan, sejarah perjuangan bangsa, dan sebagainya. Tak pelak pula membuat anggota kepanduan memiliki keistimewaan, berkaitan dengan penguasaan kemampuan dan kemahiran lapangan dalam bidang P3K, evakuasi, PBB, organisasi, kesakaan, survival-navigasi darat, mountaineering, tali-temali (simpul), juga pengabdian masyarakat berupa penyuluhan, bakti sosial, atau penanggulangan korban bencana alam. Sehingga, di mana pun berada, anggota kepanduan selalu periang. Keceriaan ini merepresentasikan sebuah semangat yang kuat dan motivasi dari anak-anak berbagai bangsa hingga saat ini.




C.    GAGASAN PENDIDIKAN KEPRAMUKAAN
Pendidikan kepramukaan adalah proses pembentukan kepribadian, kecakapan hidup, dan akhlak mulia pramuka melalui penghayatan dan pengamalan nilai-nilai kepramukaan. Sistem pendidikan keluarga yang dilakukan di alam terbuka dalam bentuk kegiatan yang menarik, menantang, menyenangkan, sehat, teratur, dan terarah, dengan menerapkan Prinsip Dasar Kepramukaan dan Metode Kepramukaan, agar terbentuk kepribadian dan watak yang berakhlak mulia, mandiri, peduli, cinta tanah air, serta memiliki kecakapan hidup.
Pendidikan kepramukaan merupakan proses belajar mandiri yang progresif bagi kaum muda untuk mengembangkan diri pribadi seutuhnya, meliputi aspek spiritual, emosional, sosial, intelektual, dan fisik, baik sebagai individu maupun sebagai anggota masyarakat.
Pendidikan kepramukaan merupakan proses pembinaan dan pengembangan potensi kaum muda agar menjadi warganegara yang berkualitas serta mampu memberikan sumbangan positif bagi kesejahteraan dan kedamaian masyarakat baik nasional maupun internasional dan pendidikan kepramukaan secara luas diartikan sebagai proses pembinaan yang berkesinambungan bagi kaum muda, baik sebagai individu maupun sebagai anggota masyarakat.
1.      Tujuan Pendidikan Kepramukaan
Tujuan pendidikan kepramukaan bagian yang tak terpisahkan untuk mewujudkan Tujuan Nasional seperti yang tercantum dalam Pembukaan Undang – Undang Dasar 1945, yaitu melindungi segenap Bangsa Indonesia  dan seluruh Tumpah Darah Indonesia dan untuk memajukan kesejahtraan Umum, mencerdaskan kehidupan Bangsa dan ikut melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kepada perdamaian abadi, kemedekaan dan keadilan sosial.
Ditinjau dari Keputusan Republik Indonesia Nomor: 12 Tahun 1971, tanggal 22 Maret 1971 tentang Pengesahan Anggaran Dasra Gerakan Pramuka hasil Musyawarah Majelis Permusyawarahan Indonesia tanggal 12 s/d 20 Oktober 1970 di Pandaran Jawa Timur.
Menetapkan bahwa, Gerakan Pramuka bertujuan mendidik anak - anak dan pemuda- pemuda Indonesia dengan prinsip – prinsip, seperti di bawah ini :
a.       Dasar metodik pendidikan kepanduan yang pelaksanaanya disesuaikan dengan keadaan,  kepentingan dan perkembangan bangsa dan masyarajkat Indonesia.
b.      Diharapkan Pramuka menjadi manusia berkepribadian dan berwatak luhur serta tinggi mental, moral, budi pekerti dan kuat keyakinan beragamanya, tinggi kecerdasan dan ketereampilannya, kuat dan sehat pisiknya. Menjadi warga Negara Indonesia yang berpancasila, serta dan patuh kepada Negara Kesatuan Republik Indonesia, sehingga menjadi anggota masyarakat yang baik dan berguna, yang sanggup dan mampu menyelenggarakan pembangunan bansa dan Negara
Penetapan dan prinsip – prinsip pendidikan kepramukaan tersebut member misi, bahwa kegiatan kepramukaan sebagai proses pendidikan itu haruslah mengarah kepad sasaran misi Gerakan Pramuka. Perlu selalu diperhatikan bahwa kegiatan dalam mencapai sasaran dan tujuan tersebut, menggunakan sebanyak mungkin kegiatan secara praktis; dengan menggunakan system among dan prinsip – prinsip dasar metodik kepramukaan, sesuai dengan keperluan pembangunan, situasi dan kondisi setempat.
Atas dasar analisa uraian diatas, dapatlah ditegaskan, bahwa Gerakan Pramuka, dengan proses pendidikan kepramukaan, bertujuan mempersembahkan warga Negara Indonesia yang ber-pancasila, berwatk luhur, cerdas, terampil, kuat, sehat dan mampu menyelenggarakan pembangunan.
2.      Fungsi Pendidikan Kepramukaan
Fungsi pendidikan kepramukaan berbeda-beda, untuk anak-anak dan pemuda berfungsi sebagai permainan atau kegiatan yang menarik, sedang bagi orang dewasa merupakan pengabdian dari para sukarelawan.
a.       Sistem Pendidikan bagi peserta didik
Proses pendidikan bagi peserta didik ditujukan pada pencapaian tujuan Gerakan Pramuka. Proses pendidikan ini dilakukan dalam bentuk kegiatan yang dilaksanakan dari, oleh dan untuk peserta didik, dalam lingkungan alam mereka sendiri, dipimpin oleh mereka sendiri, tetapi dibawah bimbingan dan tanggung jawab orang dewasa sebagai pernbinanya.
Proses pendidikan untuk peserta didik ini diatur melalui Syarat Kecakapan Urnum (SKU) dan Syarat Kecakapan Khusus (SKK), serta Pramuka Garuda.  SKU adalah syarat-syarat yang harus dipenuhi oleh setiap pramuka, sedang SKK merupakan syarat pilihan yang dapat dipilih secara bebas oleh masing-masing pramuka. Dengan SKU dan SKK peserta didik secara tidak langsung dibawa bergerak, setingkat demi setingkat menuju ke tujuan Gerakan Pramuka.
Untuk pramuka siaga (usia 7 – 10 tahun) ada tiga tingkat Syarat Kecakapan Urnum, yaitu : siaga mula, siaga bantu, siaga tata. Sejak tingkat siaga bantu, seorang pramuka siaga dapat mencapai syarat kecakapan khusus sebanyak-banyaknya, sesuai dengan minat bobot dan pilihannya. SKK siaga hanya ada satu tingkat, terdiri atas bermacam-macam kecakapan. Seorang Siaga Tata yang memenuhi kecakapan dan persyaratan tertentu dapat mencapai pramuka siaga Garuda.
Untuk pramuka penggalang (usla 11 15 tahun) ada tiga tingkat SKU, yaitu : penggalang ramu, penggalang rakit, penggalang terap. Sejak tingkat penggalang rakit, seorang pramuka penggalang dapat mencapai SKK sesuai dengan pilihannya. Seorang penggqlang terap yang memenuhi kecakapan dan persyaratan tertentu, dapat mencapai pramuka penggalang Garuda.
Untuk pramuka penegak (usia 16 – 20 tahun) ada dua tingkat SKU, yaltu : penegak bantara dan penegak laksana. Baik penegak bantara maupun periegak laksana, keduanya dapat mencapai SKK sesuai dengan pilihannya. Seorang penegak laksana yang memenuhi syarat tertentu, dapat mencapai pramuka Penegak Garuda.
Untuk pramuka pandega (usia 21 – 25 tahun) hanya ada satu tingkat SKU saja, yaitu pandega. Sesudah dilantik pandega, ia dapat mencapai SKK sesuai dengan pilihannya. Pramuka Pandega yang memenuhi syarat tertentu, dapat mencapai pramuka pandega Garuda.
Seorang anak/pemuda yang usianya sudah melampaui batas tertinggi dari. suatu golongan usia, harus pindah ke golongan usia lainnya, tanpa harus menyelesaikan SKU tingkat tertingginya. Misalnya seorang pramuka siaga sudah berusia 11 tahun, ia harus pindah ke pasukan penggalang, meskipun ia baru mencapai SKU siaga bantu. la tidak perlu menyelesaikan SKU siaga tata lebih dahulu, sebab di pasukan penggalang dia akan diuji bahan SKU yang sama dengan SKU siaga tata, bahkan diperdalarn atau diperberat.

b.      Sistem pendidikan bagi orang dewasa
Pendidikan bagi orang dewasa dalam Gerakan Pramuka dituiukan kepada pemberian bekal kemampuan, agar orang itu dapat mengabdikan dirinya secara sukarela dan aktif menjalankan kewajibannya sebagai pembantu pembina pramuka, pembina pramuka, pelatih pembina pramuka, pembantu andalan, andalan, anggota majelis pembimbing dan staf kwartir. Pendidikan formal bagi orang dewasa berbentuk kursus-kursus, baik di dalam maupun di luar Gerakan Pramuka.  Pendidikan itu diatur sesuai dengan kebutuhan orang dewasa yang bersangkutan.
Kursus Orientasi diadakan untuk orangtua pramuka, para anggota majelis pembimbing, masyarakat lainnya. Kursus Orientasi sesuai dengan lamanya kursus, dibagi menjadi tiga macam : kursus orientasi singkat, kursus orientasi sedang, kursus orientasi lengkap. Kursus orientasi lengkap, karena kurikulumnya sama dengan kursus pembina mahir tingkat dasar, maka dihargai sama derajadnya. Bila pernegang sertifikat kursus orientasi lengkap ini langsung membina peserta didik, ia dapat langsung pula melanjutkan ke tingkat berikutnya dari kursus pembina pramuka. Selesai mengikuti kursus orientasi peserta menclapat surat keterangan. Kursus orientasi diarahkan untuk memberi cukup gambaran tentang pendidikan kepramukaan, sehingga masyarakat mempunyai citra yang baik tentang Gerakan Pramuka dan menggugah mereka untuk memberi dukungan dan bantuan kepada Gerakan Pramuka.
Kursus pembina pramuka mahir diperuntukkan bagi mereka yang akan membina peserta didik secara langsung, yaitu para pembina pramuka dan pembantu pembina pramuka. Di samping itu dalam rangka pembuatan kader, maka pramuka penegak dan pandega pun dapat dibenarkan, bahkan dianjurkan untuk mengikuti kursus pembina pramuka tingkat dasar. Kursus pembina pramuka mahir dibagi menjadi dua tingkat, yaitu : kursus pembina pramuka mahir tingkat dasar disingkat Kursus Dasar, selarna 90 jam pelajaran; kursus pembina pramuka mahir tingkat lanjutan,. disingkat Kursus Lanjutan selarna 100 jam pelajaran. Diantara kedua tingkat kursus tersebut ada kegiatan yang disebut masa pengembangan, yaitu kesempatan bagi peserta untuk mencoba melaksanakan apa yang diterimanya dalam Kursus Dasar, dan mendapat petunjuk serta bimbingan dari para Pelatihnya. Lamanya masa ini minimum 6 bulan. Keseluruhan k.ursus tersebut merupakan satu kesatuan yang utuh, meskipun pelaksanaannya bertahap. Selesai mengikuti kursus ini seorang pembina mendapat ijazah pembina mahir, pita dan selendang mahir. Di Indonesia tidak digunakan manik kayu seperti yang digunakan gerakan kepramukaan sedunia, karena sejarah benda tersebut tidak sesuai dengan tuntutan masyarakat dan bangsa Indonesia. Kursus ini diarahkan agar para Pembina Pramuka dapat membina peserta didik sesuai dengan hakekat Gerakan Pramuka dan penggunaan prinsip dasar kepramukaan dan metode kepramukaan.
Kursus pelatih pembina pramuka diperuntukkan bagi para pembina pramuka mahir (lengkap) yang berbakat dan bersedia menjadi pelatih pembina pramuka. Kursus pelatih pembina pramuka dibagi menjadi dua tingkat, yaitu : kursus pelatih dasar atau KPD (1 minggu) dan kursus pelatih lanjutan atau KPL (1 minggu). Peserta lulusan kursus tersebut di atas akan menerima ijazah dan dapat diangkat oleh Kwartir Cabangnya menjadi seorang pelatih pembina pramuka, yang dinyatakan dengan Surat Hak Latih (SHL). Predikat pelatih ini digunakan selama yang bersangkutan melakukan tugasnya sebagai Pelatih dan mernegang SHL. Syarat-syarat.mengikuti KPD adalah (1) Pembina mahir (lengkap); (2) Pembina pramuka yang baik dan aktif membina pramuka di gugusdepannya; (3) Berminat dan berbakat untuk menjadi pelatih pembina pramuka. Syarat mengikuti KPL adalah (1) Pelatih lulusan KPD; (2) Sudah aktif melaksanakan tugas pelatih sedikitnya selama satu tahun; (3) Pelatih aktif, berbakat, berpengetahuan dan pengalaman serta bereputasi baik; (4) Pernah mengorganisir, memimpin atau menjadi anggota tim pelatih pada pendidikan formal dan informal bagi orang dewasa; (5) Bersedia untuk selalu membina dan mengembangkan kecakapan dan kernampuan dirinya. Kursus Pelatih ini diarahkan untuk membentuk tenaga yang mampu dan cakap menyelenggarakan pendidikan formal dan informal untuk orang dewasa dalam Gerakan Pramuka.
Kursus-kursus untuk para “petugas”.dalam Gerakan Pramuka, antara lain : kursus pengelola kwartir, kursus andalan, kursus pamong satuan karya, kursus instruktur, kursus pendidikan kependudukan, kursus kader koperasi, kursus keterampilan air bersih, kursus keterampilan perumahan sehat, kursus peningkatan mutu makanan rakyat dll. Peserta kursus ini diharapkan sudah pernah mengikuti Kursus Dasar. Selesai mengikuti kursus mereka mendapat surat keterangan, dan diharapkan mereka mampu melaksanakan tugasnya masing-masing.




D.    BERDIRINYA KEPANDUAN NASIONAL INDONESIA

Pada hakikatnya Pola Pembinaan disusun berdasarkan penghayatan sejarah perkembangan kepanduan / kepramukaan di Indonesia. Dengan perkataan lain kondisi nasional Gerakan Pramuka dapat ditinjau dari segi sejarah perkembangannya yang merupakan riwayat dasar kepanduan/kepramukaan di Indonesia.
a.       Perkembangan pendidikan kepanduan/kepramukaan di Indonesia adalah sejalan dan sesuai dengan sejarah perkembangan bangsa Indonesia, dan merupakan bagian dari perjuangan/pembangunan bangsa Indonesia, serta ada kaitannya dengan:
1.      Perintisan kemerdekaan, tahun 1908 – 1928
2.      Konsolidasi kekuatan nasional, tahun 1928 -1945
3.      Perjuangan fisik dan pengisian kemerdekaan (pembangunan nasional) tahun 1945 sampai sekarang
b.      Sesuai dengan strategi Gerakan Pramuka, maka usaha pendidikan kepanduan/kepramukaan di Indonesia merupakan salah satu segi pendidikan nasional yang penting, serta merupakan bagian dari sejarah perjuangan bangsa Indonesia. Karena itu, riwayat dasar kepanduan/kepramukaan di Indonesia perlu dipelajari dan dihayati, agar :
1.      Diketahui proses pembentukan dan perkembangan Greakan Pramuka dan diketahui pula peranan apa yang dilakukannya dalam perjuangan bangsa Indonesia.
2.      Diketahui dan diinsafi kedudukan gerakan Pramuka dalam hubungannya dengan sejarah perjuangan bangsa Indonesia dan ketahanan nasional.
3.      Dapat dipahami kebijaksanaan dalam penyelenggaraan pendidikan kepramukaan di Indonesia.
4.      Kepanduan di Indonesia yang sekarang menjadi Gerakan Pramuka berkembang sejak tahun 1912.
c.       Sampai berakhirnya zaman penjajahan Belanda di Indonesia terdapat dua kelompok organisasi kepanduan, yaitu :
1.      Organisasi-organisasi dalam kelompok yang berorientasi pada kepentingan pemerintahan kolonial Belanda
2.      Orgnisasi-organisasi dalam kelompok yang berorientasikan pada kepentingan perjuangan Bangsa Indonesia.
d.      Pada waktu itu kepanduan nasional di Indonesia sudah merupakan suatu wadah pembinaan suatu wadah pembinaan generasi muda, untuk menyiapkan tenaga-tenaga kader bangsa dalam rangka memperjuangkan kemerdekaan.
Hampir semua perkumpulan kepanduan di Indonesia pada waktu itu adalah sebagai cabang organisasi politik atau kemasyarakatan. Gerakan kepanduan nasional tidak dapat dipisahkan dengan perkembangan keadaan masyarakat Indonesia sendiri.
e.       Kepanduan nasional pada waktu itu sudah dipandang sebagai tempat pendidik anak-anak dan pemuda Indonesia untuk dengan caranya sendiri (cara kepanduan) dapat mempertinggi budi pekerti, serta menambah kepandaian dan ketrampilan yang sangat berguna bagi pelaksanaan cita-cita bangsa Indonesia. Di dalam hal inilah letak perbedaan prinsip antara kepanduan nasional dan kepanduan bangsa Eropa di Indonesia.
f.       Gerakan Pramuka/Kepanduan nasional di Indonesia dari mulai berdiri dan berkembang, dijadikan alat perjuangan pembangunan Bangsa Indonesia dari generasi ke generasi, dan sasaran utamanya adalah investasi mental, kepandaian dan ketrampilan generasi muda yang diatur sejak umur 7 tahun (usia Pramuka Siaga)
g.      Istilah pandu dan kepanduan “digunakan oleh KH Agus Salim untuk menggantikan istilah asing padvinders dan padvinderij”

1.      Masa Hindia Belanda
a.       Tahun 1908, Mayor Jenderal Robert Baden Powell melancarkan suatu gagasan tentang pendidikan luar sekolah  untuk kanak-anak Inggris, dengan tujuan agar menjadi manusia Inggris, warga Inggris dan anggota masyarakat Inggris yang baik sesuai dengan keadaan dan kebutuhan kerajaaan Inggris Raya ketika itu.
b.      Untuk itu beliau mengarang sebuah buku yang terkenal yaitu “Scouting for Boys”. Buku ini berisi pengalaman beliau dan latihan apa yang diperlukan yang diperlukan para Pramuka.
c.       Gagasan Boden Powell dinilai cemerlang dan sangat menarik sehingga banyak diikuti dan didirikan kepanduan di negara-negara lain. Diantaranya di negeri Belanda dengan nama Padvinder atau Padvinderij.
d.      Oleh orang Belanda, gagasan  kepanduan di bawa dan dilaksanakan di sini (Nederlands OOst Indie), dengan mendirikan Nederland Indischie Padvinders Vereeniging (NIPV) atau Persatuan Pandu-pandu Hindia-Belanda.
e.       Oleh pemimpin-pemimpin di dalam pergerakan nasional, gagasan Baden Powell dimabil alih dengan membentuk organisasi-organisasi kepanduan yang bertujuan membentuk manusia Indonesia yang baik yaitu sebagai kader Pergerakan Nasional. Pada saat itu mulailah bermunculan organisasi-organisasi kepanduan diantaranya Javanse Padvinders  Organizatie (JPO), Jong Java Padvinderij (JJP), National Islamitje Padvinderij (NATIPIJ), Sarikat Islam Afdeling Padvinderij (SIAP), Hizbul Wathan (HW) dan lain sebagainya.
f.       Sumpah Pemuda yang dicetuskan pada Kongres Pemuda pada tanggal 28 Oktober 1928, benar-benar telah menjiwai gerakan kepanduan nasional Indonesia untuk lebih bergerak maju. Pemerintah Hindia Belanda melarang penggunaan istilah Padvinder dan Padvinderij untuk organjisasi kepanduan di luar NIPV.
g.      Dengan meningkatkan kesadaran nasional Indonesia, maka timbullah niat untuk persatuan antara organisasi-organisasi kepanduan. Pada tahun 1930 muncullah Kepanduan Bangsa Indonesia (KBI) yang merupakan gabungan dari organisasi kepanduan  Indonesische Padvinders Organizatie (INPO), Pandu Kesultanan (PK) dan Pandu Pemuda Sumatera (PPS). Pada tahun 1931  terbentuk federasi kepanduan dengan nama Persatuan Antar Pandu-pandu Indonesia (PAPI), yang kemudian berubah menjadi Badan Pusat Persaudaraan Kepanduan Indonesia (BPPKI) pada tahun 1938.
2.      Masa Pendudukan Jepang
Pada masa pendudukan Jepang (PD II), penguasa Jepang di Indonesia melarang keberadaan organisasi kepanduan di Indonesia di larang adanya. Tokoh-tokoh kepanduan banyak yang masuk dalam organisasi Seinendan, Keibodan dan Pembela Tanah Air (PETA).
3.      Masa Perang Kemerdekaan
Dengan diproklamasikan kemerdekaan 17 Agustus 1945, bangsa Indonesia bahu membahu mempertahankan kemerdekaan.  Seiring dengan itu, pada tanggal 28 Desember 1945 di Surakarta berdiri Pandu Rakyat Indonesia (PARI) sebagai satu-satunya organisasi  kepanduan di wilayah Republik Indonesia.
4.      Masa Pasca Perang Kemerdekaan hingga 1961
a.       Setelah pengakuan kedaulatan NKRI, maka mulailah Indonesia memasuki masa pemerintahan yang liberal. Sesuai dengan situasi pemerintahan tersebut maka bermunculan organisasi kepanduan seperti HW, SIAP, Pandu Islam Indonesia, Pandu Kristen, Pandu Katholik, Kepanduan Bangsa Indonesia (KBI) dan lain-lain.
b.      Menjelang tahun 1961, kepanduan Indonesia telah terpecah-pecah menjadi lebih dari 100 organisasi kepanduan, suatu keadaan yang terasa lemah meski tebagi ke dalam 3 federasi organisasi kepanduan; satu federasi kepanduan putra dan dua federasi kepanduan putri:
- Ikatan Pandu Indonesia (IPINDO), 13 September 1951.
- Persatuan Organisasi Pandu Putri Indonesia (POPPINDO), 1954.
- Perserikatan Kepanduan Putri Indonesia.
Keadaan ini membuat lemah organisasi kepanduan, ketiga federasi tersebut melebur menjadi satu federasi: Persatuan Kepanduan Indonesia (PERKINDO). Namun yang masuk dalam federasi ini hanya berkisar 60 buah dari 100 buah organisasi kepanduan, dan hanya berjumlah 500.000 anggota.
Disamping itu, sebagian dari 60 organisasi kepanduan anggota PERKINDO tersebut berada dibawah organisasi politik atau organisasi massa tetap saling berhadap-hadapan berlawanan satu sama lain, sehingga tetap melemahkan gerakan kepanduan Indonesia.
c.       Melihat keadaan tersebut, PERKINDO membentuk panitia untuk memikirkan jalan keluarnya. Panitia menyimpulkan bahwa kepanduan  lemah dan terpecah-pecah, terpaku dalam cengkeraman gaya lama yang tradisional daripada kepanduan Inggris, pembawaan dari luar negeri. Hal ini berakibat bahwa pendidikan yang diselenggarakan oleh gerakan kepanduan Indonesia belum disesuaikan dengan keadaan dan kebutuhan bangsa dan masyarakat Indonesia, maka ketika itu gerakan kepanduan kurang memperoleh tanggapan dari bangsa dan masyarakat Indonesia. Kepanduan hanya berjalan di kota-kota besar dan di situpun hanya terdapat pada lingkungan orang-orang yang sedikit banyak sudah berpendidikan barat.
d.      Kondisi lemah gerakan kepanduan Indonesia dimanfaatkan oleh pihak komunis sebagai alasan untuk memaksa gerakan kepanduan Indonesia menjadi Gerakan Pioner Muda seperti yang terdapat di negara-negara komunis.
e.       Kekuatan Pancasila di dalam PERKINDO berusaha menentangnya, dengan bantuan Perdana Menteri Djuanda maka tercapailah perjuangan dengan menghasilkan Keputusan Presiden RI No. 238 Tahun 1961 tentang Gerakan Pramuka, pada tanggal 20 Mei 1961 yang  ditandatangani oleh Ir. Djuanda selaku Pejabat Presiden RI, karena Presiden Sukarno sedang berkunjung ke negeri Jepang.
5.      Masa 1961-1999
Dengan Keppres No. 238 Tahun 1961, Gerakan Kepanduan Indonesia mulai dengan keadaan baru dengan nama Gerakan Praja Muda Karana atau Gerakan Pramuka.
a.       Semua organisasi kepanduan melebur ke dalam Gerakan Pramuka, menetapkan   Pancasila sebagai dasar Gerakan Pramuka.
b.      Gerakan Pramuka adalah suatu perkumpulan yang berstatus non-governmental (bukan badan pemerintah) yang berbentuk kesatuan. Gerakan Pramuka diselenggarakan menurut jalan aturan demokrasi, dengan pengurus (Kwartir Nasional, Kwartir Daerah, Kwartir Cabang dan Kwartir Ranting) yang dipilih dalam musyawarah.
c.       Gerakan Pramuka sebagai satu-satunya badan di wilayah NKRI yang diperbolehkan menyelenggarakan kepramukaan bagi anak dan pemuda Indonesia; organisasi lain yang menyerupai, yang sama dan  sama sifatnya dengan Gerakan Pramuka dilarang adanya.
d.      Gerakan Pramuka bertujuan mendidik anak dan pemuda Indonesia dengan prinsip dasar metodik pendidikan kepramukaan yang pelaksanaanya diserasikan dengan keadaan, kepentingan dan perkembangan  bangsa dan masyarakat Indonesia agar menjadi manusia Indonesia yang baik dan anggota masyarakat yang berguna bagi pembangunan bangsa dan negara.
e.       Prinsip-prinsip Dasar Metodik Pendidikan Kepramukaan sebagaimana  dirumuskan oleh Baden Powell tetap dipegang, akan tetapi pelaksanaanya diserasikan dengan keadaan, kepentingan dan perkembangan  bangsa dan masyarakat Indonesia; dengan menyesuaikan dan diserasikan dengan keadaan dan kebutuhan regional ataupun lokal di masing-masing wilayah di Indonesia ternyata mampu membawa banyak perubahan yang mampu membawa Gerakan Pramuka mengembangkan kegiatannya secara meluas.
f.       Gerakan Pramuka ternyata lebih kuat organisasinya dan memperoleh tanggapan luas dari masyarakat, sehingga dalam waktu singkat organisasinya telah berkembang dari kota-kota hingga ke kampong dan desa-desa, jumlah anggotanya meningkat dengan pesat.
g.      Kemajuan pesat tersebut tak lepas dari system Majelis Pembimbing (Mabi) yang dijalankan oleh Gerakan Pramuka di setiap tingkat, baik dari tingkat nasional hingga ke tingkat gugusdepan (Gudep).
h.      Mengingat bahwa 80% penduduk Indonesia tinggal di desa dan 75% adalah keluarga petani, maka pada tahun 1961 Kwartir Nasional menganjurkan supaya para Pramuka menyelenggarakan kegiatan di bidang pembangunan masyarakat desa.
i.        Anjuran tersebut dilaksanakan terutama di Jawa Tengah, DI Yogyakarta, Jawa Timur dan Jawa Barat telah mampu menarik perhatian pemimpin-pemimpin masyarakat Indonesia. Pada tahun 1966, Menteri Pertanian dan Ketua Kwartir Nasional mengeluarkan instruksi bersama tentang pembentukan Satuan Karya Pramuka (Saka) Tarunabumi. Saka Tarunabumi dibentuk dan diselenggarakan khusus untuk memungkinkan adanya kegiatan Pramuka di bidang pendidikan cinta pembangunan pertanian dan pembangunan masyarakat desa secara lebih nyata dan intensif. Kegiatan Saka Tarunabumi ternyata telah membawa pembaharuan, bahkan membawa semangat untuk mengusahakan penemuan-penemuan baru (inovasi) pada pemuda desa yang selanjutnya mampu mepengaruhi seluruh masyarakat desa.
j.        Model pembentukan Saka Tarunabumi kemudian berkembang menjadi pembentukan Saka lainnya seperti Saka Dirgantara, Saka Bahari dan Saka Bhayangkara. Anggota Saka-saka tersebut terdiri dari para Pramuka Penegak dan Pramuka Pandega yang memiliki minat di bidangnya. Pramuka Siaga dan Penggalang tidak ikut dalam Saka tersebut. Para Pramuka Penegak dan Pandega yang tergabung dalam Saka menjadi instruktur di biangnya bagi adik-adik dan rekan-rekannya di gudep.
k.      Perluasan kegiatan Gerakan Pramuka yang berkembang pesat hingga ke desa-desa, terutama kegiatan di bidang pembangunan pertanian dan masyarakat desa, dan pembentukan Saka Tarunabumi menarik perhatian badan internasional seperti FAO, UNICEF, UNESCO, ILO dan Boys Scout World Bureau.
6.      Masa 1999 – sekarang
a.       Perkembangan politik negara dan pemerintahan mengalami perubahan dengan adanya Reformasi, turut mempengaruhi perkembangan masyarakat secara menyeluruh.
b.      Untuk pertamakalinya pemilihan KaKwarnas dengan Pemilihan Langsung oleh Kwartir Daerah pada Munas 2003 di Jakarta.
c.       Pencanangan Revitaliasi Gerakan Pramuka oleh Presiden RI selaku Ka Mabinas
d.      Pembentukan Saka Wirakartika
e.       RUU Kepramukaan




E.     SEJARAH BERDIRINYA GERAKAN PRAMUKA
Gagasan Boden Powell yang cemerlang dan menarik itu akhirnya menyebar ke berbagai negara termasuk Netherland atau Belanda dengan nama Padvinder. Oleh orang Belanda gagasan itu dibawa ke Indonesia dan didirikan organisasi oleh orang Belanda di Indonesia dengan nama NIPV (Nederland Indische Padvinders Vereeniging = Persatuan Pandu-Pandu Hindia Belanda). Oleh pemimpin-pemimpin gerakan nasional dibentuk organisasi kepanduan yang bertujuan membentuk manusia Indonesia yang baik dan menjadi kader pergerakan nasional. Sehingga muncul bermacam-macam organisasi kepanduan antara lain JPO (Javaanse Padvinders Organizatie) JJP (Jong Java Padvindery), NATIPIJ (Nationale Islamitsche Padvindery), SIAP (Sarekat Islam Afdeling Padvindery), HW (Hisbul Wathon). Dengan adanya larangan pemerintah Hindia Belanda menggunakan istilah Padvindery maka K.H. Agus Salim menggunakan nama Pandu atau Kepanduan. Dengan meningkatnya kesadaran nasional setelah Sumpah Pemuda, maka pada tahun 1930 organisasi kepanduan seperti IPO, PK (Pandu Kesultanan), PPS (Pandu Pemuda Sumatra) bergabung menjadi KBI (Kepanduan Bangsa Indonesia). Kemudian tahun 1931 terbentuklah PAPI (Persatuan Antar Pandu Indonesia) yang berubah menjadi BPPKI (Badan Pusat Persaudaraan Kepanduan Indonesia) pada tahun 1938.
Pada waktu pendudukan Jepang Kepanduan di Indonesia dilarang sehingga tokoh Pandu banyak yang masuk Keibondan, Seinendan dan PETA. Setelah tokoh proklamasi kemerdekaan dibentuklah Pandu Rakyat Indonesia pada tanggal 28 Desember 1945 di Sala sebagai satu-satunya organisasi kepanduan. Sekitar tahun 1961 kepanduan Indonesia terpecah menjadi 100 organisasi kepanduan yang terhimpun dalam 3 federasi organisasi yaitu IPINDO (Ikatan Pandu Indonesia) berdiri 13 September 1951, POPPINDO (Persatuan Pandu Puteri Indonesia) tahun 1954 dan PKPI (Persatuan Kepanduan Puteri Indonesia) Menyadari kelemahan yang ada maka ketiga federasi melebur menjadi satu dengan nama PERKINDO (Persatuan Kepanduan Indonesia). Karena masih adanya rasa golongan yang tinggi membuat Perkindo masih lemah. Kelemahan gerakan kepanduan Indonesia akan dipergunakan oleh pihak komunis agar menjadi gerakan Pioner Muda seperti yang terdapat di negara komunis. Akan tetapi kekuatan Pancasila dalam Perkindo menentangnya dan dengan bantuan perdana Menteri Ir. Juanda maka perjuangan menghasilkan Keppres No. 238 tahun 1961 tentang Gerakan Pramuka yang pada tanggal 20 Mei 1961 ditandatangani oleh Pjs Presiden RI Ir Juanda karena Presiden Soekarno sedang berkunjung ke Jepang. Di dalam Keppres ini gerakan pramuka oleh pemerintah ditetapkan sebagai satu-satunya badan di wilayah Indonesia yang diperkenankan menyelenggarakan pendidikan kepramukaan, sehingga organisasi lain yang menyerupai dan sama sifatnya dengan gerakan pramuka dilarang keberadaannya.
1.      Perkembangan Gerakan Pramuka
Ketentuan dalam Anggaran Dasar gerakan pramuka tentang prinsip-prinsip dasar metodik pendidikan kepramukaan yang pelaksanaannya seperti tersebut di atas ternyata banyak membawa perubahan sehingga pramuka mampu mengembangkan kegiatannya. Gerakan pramuka ternyata lebih kuat organisasinya dan cepat berkembang dari kota ke desa. Kemajuan Gerakan Pramuka akibat dari sistem Majelis Pembimbing yang dijalankan di tiap tingkat, dari tingkat Nasional sampai tingkat Gugus Depan. Mengingat kira-kira 80 % penduduk Indonesia tinggal di pedesaan dan 75 % adalah petani maka tahun 1961 Kwarnas Gerakan Pramuka menganjurkan supaya para pramuka mengadakan kegiatan di bidang pembangunan desa. Pelaksanaan anjuran ini terutama di Jawa Tengah, Yogyakarta, Jawa Timur dan Jawa Barat menarik perhatian Pimpinan Masyarakat. Maka tahun 1966 Menteri Pertanian dan Ketua Kwartir Nasional mengeluarkan instruksi bersama pembentukan Satuan Karya Taruna Bumi. Kemudian diikuti munculnya saka Bhayangkara, Dirgantara dan Bahari. Untuk menghadapi problema sosial yang muncul maka pada tahun 1970 menteri Transmigrasi dan Koperasi bersama dengan Ka Kwarnas mengeluarkan instruksi bersama tentang partisipasi gerakan pramuka di dalam penyelenggaraan transmigrasi dan koperasi. Kemudian perkembangan gerakan pramuka dilanjutkan dengan berbagai kerjasama untuk peningkatan kegiatan dan pembangunan bangsa dengan berbagai instansi terkait. Ditulis oleh : Drs. Ringsung Suratno, M.Pd
2.      Latar Belakang Lahirnya Gerakan Pramuka
Gerakan Pramuka lahir pada tahun 1961, jadi kalau akan menyimak latar belakang lahirnya Gerakan Pramuka, orang perlu mengkaji keadaan, kejadian dan peristiwa pada sekitar tahun 1960.Dari ungkapan yang telah dipaparkan di depan kita lihat bahwa jumlah perkumpulan kepramukaan di Indonesia waktu itu sangat banyak. Jumlah itu tidak sepandan dengan jumlah seluruh anggota perkumpulan itu. Peraturan yang timbul pada masa perintisan ini adalah Ketetapan MPRS Nomor II/MPRS/1960, tanggal 3 Desember 1960 tentang rencana pembangunan Nasional Semesta Berencana. Dalam ketetapan ini dapat ditemukan Pasal 330. C. yang menyatakan bahwa dasar pendidikan di bidang kepanduan adalah Pancasila. Seterusnya penertiban tentang kepanduan (Pasal 741) dan pendidikan kepanduan supaya diintensifkan dan menyetujui rencana Pemerintah untuk mendirikan Pramuka (Pasal 349 Ayat 30). Kemudian kepanduan supaya dibebaskan dari sisa-sisa Lord Baden Powellisme (Lampiran C Ayat 8).
Ketetapan itu memberi kewajiban agar Pemerintah melaksanakannya. Karena itulah Pesiden/Mandataris MPRS pada 9 Maret 1961 mengumpulkan tokoh-tokoh dan pemimpin gerakan kepramukaan Indonesia, bertempat di Istana Negara. Hari Kamis malam itulah Presiden mengungkapkan bahwa kepanduan yang ada harus diperbaharui, metode dan aktivitas pendidikan harus diganti, seluruh organisasi kepanduan yang ada dilebur menjadi satu yang disebut Pramuka. Presiden juga menunjuk panitia yang terdiri atas Sri Sultan Hamengku Buwono IX, Menteri P dan K Prof. Prijono, Menteri Pertanian Dr.A. Azis Saleh dan Menteri Transmigrasi, Koperasi dan Pembangunan Masyarakat Desa, Achmadi. Panitia ini tentulah perlu sesuatu pengesahan. Dan kemudian terbitlah Keputusan Presiden RI No.112 Tahun 1961 tanggal 5 April 1961, tentang Panitia Pembantu Pelaksana Pembentukan Gerakan Pramuka dengan susunan keanggotaan seperti yang disebut oleh Presiden pada tanggal 9 Maret 1961. Ada perbedaan sebutan atau tugas panitia antara pidato Presiden dengan Keputusan Presiden itu. Masih dalam bulan April itu juga, keluarlah Keputusan Presiden RI Nomor 121 Tahun 1961 tanggal 11 April 1961 tentang Panitia Pembentukan Gerakan Pramuka. Anggota Panitia ini terdiri atas Sri Sultan Hamengku Buwono IX, Prof. Prijono, Dr. A. Azis Saleh, Achmadi dan Muljadi Djojo Martono (Menteri Sosial). Panitia inilah yang kemudian mengolah Anggaran Dasar Gerakan Pramuka, sebagai Lampiran Keputusan Presiden R.I Nomor 238 Tahun 1961, tanggal 20 Mei 1961 tentang Gerakan Pramuka.
3.      Kelahiran Gerakan Pramuka
Gerakan Pramuka ditandai dengan serangkaian peristiwa yang saling berkaitan yaitu 1. Pidato Presiden/Mandataris MPRS dihadapan para tokoh dan pimpinan yang mewakili organisasi kepanduan yang terdapat di Indonesia pada tanggal 9 Maret 1961 di Istana Negara. Peristiwa ini kemudian disebut sebagai HARI TUNAS GERAKAN PRAMUKA
·         Diterbitkannya Keputusan Presiden Nomor 238 Tahun 1961, tanggal 20 Mei 1961, tentang Gerakan Pramuka yang menetapkan Gerakan Pramuka sebagai satu-satunya organisasi kepanduan yang ditugaskan menyelenggarakan pendidikan kepanduan bagi anak-anak dan pemuda Indonesia, serta mengesahkan Anggaran Dasar Gerakan Pramuka yang dijadikan pedoman, petunjuk dan pegangan bagi para pengelola Gerakan Pramuka dalam menjalankan tugasnya. Tanggal 20 Mei adalah; Hari Kebangkitan Nasional, namun bagi Gerakan Pramuka memiliki arti khusus dan merupakan tonggak sejarah untuk pendidikan di lingkungan ke tiga. Peristiwa ini kemudian disebut sebagai HARI PERMULAAN TAHUN KERJA.
·         Pernyataan para wakil organisasi kepanduan di Indonesia yang dengan ikhlas meleburkan diri ke dalam organisasi Gerakan Pramuka, dilakukan di Istana Olahraga Senayan pada tanggal 30 Juli 1961. Peristiwa ini kemudian disebut sebagai HARI IKRAR GERAKAN PRAMUKA.
·         Pelantikan Mapinas, Kwarnas dan Kwarnari di Istana Negara, diikuti defile Pramuka untuk diperkenalkan kepada masyarakat yang didahului dengan penganugerahan Panji-Panji Gerakan Pramuka, dan kesemuanya ini terjadi pada tanggal pada tanggal 14 Agustus 1961. Peristiwa ini kemudian disebut sebagai HARI PRAMUKA.
4.      Gerakan Pramuka Diperkenalkan
Pidato Presiden pada tanggal 9 Maret 1961 juga menggariskan agar pada peringatan\ Proklamasi Kemerdekaan RI Gerakan Pramuka telah ada dan dikenal oleh masyarakat. Oleh karena itu Keppres RI No.238 Tahun 1961 perlu ada pendukungnya yaitu pengurus dan anggotanya. Menurut Anggaran Dasar Gerakan Pramuka, pimpinan perkumpulan ini dipegang oleh Majelis Pimpinan Nasional (MAPINAS) yang di dalamnya terdapat Kwartir Nasional Gerakan Pramuka dan Kwartir Nasional Harian. Badan Pimpinan Pusat ini secara simbolis disusun dengan mengambil angka keramat 17-8-’45, yaitu terdiri atas Mapinas beranggotakan 45 orang di antaranya duduk dalam Kwarnas 17 orang dan dalam Kwarnasri 8 orang. Namun demikian dalam realisasinya seperti tersebut dalam Keppres RI No.447 Tahun 1961, tanggal 14 Agustus 1961 jumlah anggota Mapinas menjadi 70 orang dengan rincian dari 70 anggota itu 17 orang di antaranya sebagai anggota Kwarnas dan 8 orang di antara anggota Kwarnas ini menjadi anggota Kwarnari.Mapinas diketuai oleh Dr. Ir. Soekarno, Presiden RI dengan Wakil Ketua I, Sri Sultan Hamengku Buwono IX dan Wakil Ketua II Brigjen TNI Dr.A. Aziz Saleh.Sementara itu dalam Kwarnas, Sri Sultan Hamengku Buwono IX menjabat Ketua dan Brigjen TNI Dr.A. Aziz Saleh sebagai Wakil Ketua merangkap Ketua Kwarnari.
Gerakan Pramuka secara resmi diperkenalkan kepada seluruh rakyat Indonesia pada tanggal 14 Agustus 1961 bukan saja di Ibukota Jakarta, tapi juga di tempat yang penting di Indonesia. Di Jakarta sekitar 10.000 anggota Gerakan Pramuka mengadakan Apel Besar yang diikuti dengan pawai pembangunan dan defile di depan Presiden dan berkeliling Jakarta. Sebelum kegiatan pawai/defile, Presiden melantik anggota Mapinas, Kwarnas dan Kwarnari, di Istana negara, dan menyampaikan anugerah tanda penghargaan dan kehormatan berupa Panji Gerakan Kepanduan Nasional Indonesia (Keppres No.448 Tahun 1961) yang diterimakan kepada Ketua Kwartir Nasional, Sri Sultan Hamengku Buwono IX sesaat sebelum pawai/defile dimulai. Peristiwa perkenalan tanggal 14 Agustus 1961 ini kemudian dilakukan sebagai HARI PRAMUKA yang setiap tahun diperingati oleh seluruh jajaran dan anggota Gerakan Pramuka.
5.      Gerakan Pramuka Indonesia
Gerakan Pramuka Indonesia adalah nama organisasi pendidikan nonformal yang menyelenggarakan pendidikan kepanduan yang dilaksanakan di Indonesia. Kata “Pramuka” merupakan singkatan dari praja muda karana, yang memiliki arti rakyat muda yang suka berkarya.
“Pramuka” merupakan sebutan bagi anggota Gerakan Pramuka, yang meliputi; Pramuka Siaga, Pramuka Penggalang, Pramuka Penegak dan Pramuka Pandega. Kelompok anggota yang lain yaitu Pembina Pramuka, Andalan, Pelatih, Pamong Saka, Staf Kwartir dan Majelis Pembimbing.
Sedangkan yang dimaksud “kepramukaan” adalah proses pendidikan di luar lingkungan sekolah dan di luar lingkungan keluarga dalam bentuk kegiatan menarik, menyenangkan, sehat, teratur, terarah, praktis yang dilakukan di alam terbuka dengan Prinsip Dasar Kepramukaan dan Metode Kepramukaan, yang sasaran akhirnya pembentukan watak, akhlak dan budi pekerti luhur. Kepramukaan adalah sistem pendidikan kepanduan yang disesuaikan dengan keadaan, kepentingan dan perkembangan masyarakat dan bangsa Indonesia.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar