PENGGUNAAN
NUKLIR UNTUK PEMBANGKIT LISTRIK
Secara umum yang dimaksudkan dengan
PLTN adalah
pembangkit
listrik tenaga nuklir yang merupakan suatu kumpulan mesin
yang dapat membangkitkan tenaga listrik dengan memanfaatkan tenaga nuklir sebagai tenaga awalnya.Sebelum melanjutkan ke
prinsip
kerja
dari
PLTN
ini,
ada baiknya
penyusun terangkan sedikit tentang Proses Fisi dan Fusi Nuklir.
- Fisi Nuklir
Proses
fisi adalah proses utama pada reaktor
nuklir terjadi ketika sebuah inti
bermassa berat. Pada reaksi
fisi, inti
senyawa yang terangsang terbelah menjadi dua inti massa yang lebih rendah, disebut produk isi, dan
produk ini disertai oleh dua atau tiga neutron dan radiasi fisi gamma
- Fusi Nuklir
Proses fusi
pada dasarnya adalah sebuah
anti
tesis
dari
proses
fisi.
Dalam proses fisi,
inti bermasa berat membelah menjadi inti bermasa ringan, sambil melepaskan kelebihan
energi pengikatan. Sedangkan pada reaksi fusi,
inti bermasa ringan bergabung dalam rangka
melepaskan kelebihan
energi pengikatan. Jadi reaksi fusi adalah reaksi umum yang “meminyaki” matahari dan telah dipakai di bumi untuk melepaskan energi dalam jumlah yang besar didalam termonuklir atau bom hydrogen.
Dalam fisika, fusi nuklir (reaksi
termonuklir) adalah sebuah proses di mana dua inti atom bergabung, membentuk
inti atom yang lebih besar dan melepaskan energi.
Energi Nuklir
Di
dalam inti
atom
tersimpan
tenaga inti
(nuklir) yang luar
biasa besarnya. Tenaga nuklir
itu hanya dapat dikeluarkan melalui proses pembakaran
bahan bakar nuklir.
Proses ini sangat berbeda dengan
pembakaran kimia biasa
yang umumnya sudah dikenal, seperti pembakaran kayu, minyak dan batubara. Besar
energi
yang
tersimpan (E) di
dalam
inti atom adalah seperti
dirumuskan dalam kesetaraan massa dan energi oleh Albert Einstein :
E = m C
Dimana
m : massa bahan (kg)
C : kecepatan
cahaya (3 x 108 m/s).
Energi
nuklir
berasal dari
perubahan sebagian massa inti dan keluar dalam bentuk panas. Dilihat dari proses
berlangsungnya, ada dua jenis reaksi nuklir,
yaitu
reaksi nuklir berantai
tak terkendali dan reaksi nuklir
berantai terkendali.
Reaksi nuklir tak terkendali terjadi misal pada ledakan bom nuklir. Dalam peristiwa ini reaksi nuklir
sengaja tidak
dikendalikan
agar dihasilkan
panas yang luar biasa
besarnya sehingga ledakan bom memiliki daya rusak yang maksimal. Agar reaksi nuklir yang terjadi dapat dikendalikan secara aman dan energi yang dibebaskan dari reaksi nuklir
tersebut dapat dimanfaatkan,
maka
manusia berusaha
untuk
membuat suatu sarana
reaksi yang dikenal sebagai
reaktor nuklir.
Jadi reaktor
nuklir sebetulnya hanyalah tempat dimana reaksi
nuklir berantai terkendali dapat dilangsungkan. Reaksi berantai di dalam reaktor nuklir
ini tentu sangat berbeda dengan reaksi berantai pada ledakan bom nuklir.
Prinsip Kerja PLTN
Proses kerja PLTN
sebenarnya hampir sama dengan proses
kerja pembangkit listrik konvensional
seperti pembangkit listrik
tenaga uap (PLTU),
yang umumnya sudah
dikenal secara luas. Yang membedakan
antara dua jenis
pembangkit listrik
itu adalah sumber panas yang digunakan. PLTN mendapatkan suplai panas dari reaksi nuklir,
sedang
PLTU
mendapatkan suplai
panas
dari pembakaran bahan bakar fosil seperti batubara atau minyak bumi.
Reaktor daya dirancang untuk memproduksi energi listrik melalui PLTN.
Reaktor daya
hanya memanfaatkan
energi panas yang timbul
dari
reaksi fisi, sedang kelebihan neutron
dalam teras reaktor akan dibuang
atau
diserap menggunakan batang kendali. Karena
memanfaatkan
panas hasil fisi, maka reaktor daya dirancang
berdaya thermal
tinggi dari orde ratusan hingga ribuan
MW. Proses pemanfaatan
panas hasil fisi untuk menghasilkan energi listrik di dalam PLTN adalah sebagai berikut :
1. Bahan bakar
nuklir
melakukan reaksi fisi sehingga
dilepaskan
energi
dalam
bentuk panas yang sangat besar.
2. Panas hasil reaksi
nuklir
tersebut
dimanfaatkan
untuk
menguapkan
air
pendingin, bisa pendingin primer maupun sekunder
bergantung pada tipe reaktor nuklir yang digunakan.
3. Uap air yang dihasilkan dipakai untuk memutar turbin sehingga dihasilkan energi gerak (kinetik).
4. Energi kinetik dari turbin ini selanjutnya dipakai untuk memutar generator
sehingga dihasilkan arus listrik.
Secara ringkas dan sederhana, rancangan PLTN terdiri dari air mendidih,
boiling water reactor bisa mewakili PLTN
pada umumnya, yakni setelah
ada reaksi
nuklir fisi, secara bertubi-tubi,
di dalam reaktor, maka timbul panas atau tenaga lalu dialirkanlah
air di dalamnya. Kemudian uap panas masuk ke turbin dan turbin
berputar poros turbin dihubungkan dengan generator yang
menghasilkan listrik.
Reaktor Nuklir
adalah suatu alat dimana reaksi berantai dapat
dilaksanakan berkelanjutan dan dikendalikan. Atau dengan kata lain reaktor nuklir
merupakan
suatu wadah bahan-bahan
fisi dimana proses reaksi berantai terjadi terus menerus tanpa
berhenti atau
tempat terjadinya reaksi
pembelahan inti
(nuklir).
Bagian
utama
dari
reaktor nuklir yaitu: elemen bakar (batang-batang bahan bakar), perisai (perisai termal), moderator dan elemen kendali.
Jenis-jenis PLTN
Pressurized Water Reactor untuk kapal. Reaktor
ini menggunakan air laut sebagai kondenser pendingin reaktor.
PLTN dikelompokkan berdasarkan jenis reaktor yang digunakan.
Tetapi ada juga PLTN yang menerapkan unit-unit independen, dan hal ini bisa
menggunakan jenis reaktor yang berbeda. Sebagai tambahan, beberapa jenis
reaktor berikut ini, di masa depan diharapkan mempunyai sistem keamanan pasif.
Reaktor Fisi
Reaktor daya fisi membangkitkan panas melalui reaksi fisi nuklir
dari isotop fissil uranium dan plutonium.Selanjutnya reaktor daya fissi dikelompokkan lagi menjadi:
- Reaktor thermal menggunakan moderator neutron
untuk melambatkan atau me-moderate neutron sehingga mereka dapat
menghasilkan reaksi fissi selanjutnya. Neutron yang dihasilkan dari reaksi
fissi mempunyai energi yang tinggi atau dalam keadaan cepat, dan
harus diturunkan energinya atau dilambatkan (dibuat thermal)
oleh moderator sehingga dapat menjamin kelangsungan reaksi berantai. Hal
ini berkaitan dengan jenis bahan bakar yang digunakan reaktor thermal yang
lebih memilih neutron lambat ketimbang neutron cepat untuk melakukan
reaksi fissi.
- Reaktor cepat menjaga kesinambungan
reaksi berantai tanpa memerlukan moderator neutron. Karena reaktor cepat
menggunkan jenis bahan bakar yang berbeda dengan reaktor thermal, neutron
yang dihasilkan di reaktor cepat tidak perlu dilambatkan guna menjamin
reaksi fissi tetap berlangsung. Boleh dikatakan, bahwa reaktor thermal
menggunakan neutron thermal dan reaktor cepat menggunakan neutron cepat
dalam proses reaksi fissi masing-masing.
- Reaktor subkritis
menggunakan sumber neutron luar ketimbang menggunakan reaksi berantai
untuk menghasilkan reaksi fissi. Hingga 2004 hal ini hanya
berupa konsep teori saja, dan tidak ada purwarupa yang diusulkan atau
dibangun untuk menghasilkan listrik, meskipun beberapa laboratorium
mendemonstrasikan dan beberapa uji kelayakan sudah dilaksanakan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar